dc.description.abstract | Pemecahan masalah matematika adalah proses yang menggunakan kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah yang juga merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah. Sedangkan salah satu langkah pemecahan masalah yang dapat digunakan yaitu langkah Polya dimana langkah-langkahnya dapat memandu dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan. Pembelajaran matematika sebagai salah satu ilmu dasar memiliki peranan penting yang dapat menuntun siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah siswa. Kegiatan pemecahan masalah juga dapat membantu meningkatkan potensi intelektual dan rasa percaya diri (self efficacy) siswa. Self efficacy adalah suatu belief (keyakinan) mengenai kemampuan individu untuk melakukan sesuatu hal ketika berada dalam berbagai macam kondisi dengan apapun keterampilan yang dimilikinya saat ini. Self-efficacy matematis didefinisikan sebagai suatu penilaian situasional dari suatu keyakinan individu dalam kemampuannya untuk berhasil membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-masalah matematis tertentu. Artinya ketika kepada siswa diberikan suatu masalah matematika ia dapat meyakini dirinya tentang kemampuannya dalam menyelesaikan masalah tersebut. Self Efficacy memiliki empat proses psikologis yaitu proses kognitif, proses motivasi, proses afeksi, dan proses seleksi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan self efficacy siswa pada pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah polya. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk dasar menyusun rencana pembelajaran yang efektif sesuai dengan self efficacy siswa dan kesulitan belajar siswa dapat diatasi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah enam siswa kelas VII B SMP Negeri 11 Jember. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sample agar sampel yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, angket, dan wawancara. Hasil validasi tes pemecahan masalah adalah 4,38 yang berarti valid. Hasil validasi angket adalah 4,74 yang berarti valid.
Tes yang dilakukan adalah tes pemecahan masalah dengan langkah-langkah Polya untuk mengelompokkan siswa ke kategori tinggi, sedang, dan rendah. Bersamaan dengan pengerjaan tes pemecahan masalah, siswa diminta untuk mengisi angket self efficacy.
Setelah dilakukan tes pemecahan masalah didapatkan skor pemecahan masalah 38 siswa. Kemudian dari skor tersebut, siswa dikategorikan menjadi siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi, sedang, dan rendah. Dari seluruh siswa kelas VII B, terdapat 7 siswa tergolong dalam kategori tinggi, 21 siswa tergolong dalam kategori sedang dan 4 siswa tergolong dalam kategori rendah. Kemudian diambil subjek sebanyak 2 siswa dari kategori tinggi, 2 siswa dari kategori sedang, dan 2 siswa dari kategori rendah. Selanjutnya diadakan wawancara untuk keenam siswa tersebut. Hasil penskoran angket self efficacy juga dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, rendah untuk melihat self efficacy keenam subjek yang diambil.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil tes dan wawancara kemudian data diperiksa keabsahannya dengan teknik triangulasi. Sehingga didapatkan self efficacy yang berbeda-beda pada langkah Polya.
Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi, memiliki self efficacy yang tinggi dan memiliki kepercayadirian yang berbeda-beda pada empat langkah pemecahan masalah Polya. Namun siswa cenderung mampu menyelesaikan soal pemecahan maslaah dengan yakin dan benar. Sedangkan pada siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang, memiliki beberapa perbedaan pada self efficacynya. Ada siswa yang memiliki self efficacy yang tinggi dan juga sedang. Siswa dnegan self efficacy yang tinggi. Dengan perbedaan self efficacy tersebut, tingkat kepercayadirian siswa pada tiap langkah Polya juga berbeda. Siswa dengan self efficacy yang tinggi dapat menyelesaikan empat langkah pemecahan masalah Polya dengan yakin dan memberikan jawaban yang benar. Siswa dengan self efficacy rendah dapat menyelesaikan empat langkah penyelesian dengan benar dengan bantuan orang lain dalam meyakinkan jawabannya. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah memiliki self efficacy yang rendah. Dengan skor Self efficacy yang berbeda, kepercayadirian siswa bervariasi pada tiap langkah pemecahan masalah Polya. Siswa dengan self efficacy yang rendah kurang bisa menyelesaikan empat langkah pemecahan masalah Polya dengan yakin. Siswa cenderung menuliskan jawabannya dengan kurang lengkap dan memberikan jawaban yang kurang tepat. | en_US |