Show simple item record

dc.contributor.advisorWulandari, Lestyo
dc.contributor.advisorNugraha, Ari Satia
dc.contributor.authorNihayah, Ainun
dc.date.accessioned2018-12-03T07:15:50Z
dc.date.available2018-12-03T07:15:50Z
dc.date.issued2018-12-03
dc.identifier.nim142210101043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88838
dc.description.abstractDiabetes menjadi penyebab kematian urutan ketiga di Indonesia setelah stroke dan IHD (Ischemic Heart Disease). Pada tahun 2012 prevalensi diabetes di Indonesia telah mencapai 100.400 jiwa. Diabetes merupakan kondisi hiperglikemik kronik yang mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan karena kerusakan sekresi insulin, aksi insulin ataupun keduanya. Kondisi hiperglikemik terlibat dalam proses pembentukan radikal bebas yang menyebabkan autooksidasi dari glukosa, glikasi protein dan aktivasi jalur metabolisme poliol, selanjutnya mempercepat pembentukan senyawa oksigen reaktif. Hal ini berakibat awal kerusakan oksidatif atau biasa disebut dengan stress oksidatif. Stress oksidatif merupakan suatu kondisi saat radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh tidak seimbang. Berbagai komplikasi diabetes diakibatkan oleh stress oksidatif antara lain penyakit vaskular sistemik, penyakit jantung, mikrovaskular pada mata (penyebab kebutaan dan degenerasi retina), katarak dan kerusakan ginjal Radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki satu elektron tidak berpasangan sehingga senyawa ini bersifat tidak stabil. Senyawa antioksidan dapat diproduksi oleh tubuh namun, untuk memaksimalkan perawatan tubuh diperlukan antioksidan eksternal yang bisa didapatkan dari tumbuhan. Kandungan antioksidan pada tumbuhan mampu mengubah radikal bebas menjadi kurang reaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan antidiabetes ekstrak metanol dan etil asetat daun trenggulun sehingga dapat menjadi aternatif obat antidiabetes. Sampel daun diperoleh dari kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Sampel kemudian dilakukan proses ekstraksi secara ultrasonik dengan metanol dan etil asetat. Rendemen yang diperoleh untuk ekstrak metanol trengulun (EMT) dan ekstrak etil asetat (EAT) berturut-turut adalah 24,910 % dan 9,387%. EMT memiliki rendemen yang lebih besar dibandngkan ekstrak etil asetat hal ini disebabkan karena senyawa yang terkandung lebih larut dalam pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian antioksidan dengan metode DPPH dengan mengukur peredaman dan vitamin C sebagai kontrol. Aktivitas antidiabetes ditentukan dengan mengukur penghambatan enzim α-amilase menggunakan akarbose sebagai kontrol positif. Aktivitas antioksidan pada kontrol positif dan ekstrak memiliki nilai IC50 yaitu vitamin C 2,440 ±3,702 µg/mL; EMT 9,799 ± 1,155 µg/mL dan EAT 118,683 ±0,173 µg/mL. Aktivitas antidiabetes kontrol positif dan ekstrak memiliki nilai IC50 yaitu akarbose 24,877 ± 0,404 µg/mL; EMT 539,836 ±2,978 µg/mL; EAT 2397,840 ± 1,470 µg/mL. Berdasarkan hasil data diatas menujukkan bahwa EMT memiliki aktivitas antioksidan dan antidiabetes lebih besar dibandingkan ekstrak etil asetat. Hal ini mungkin disebabkan karena kandungan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dan antidiabetes lebih larut pada pelarut polaren_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectProtium Javanicum Burm.Fen_US
dc.subjectDaun Trenggulunen_US
dc.subjectAntidiabetesen_US
dc.subjectAntioksidanen_US
dc.subjecthiperglikemik kroniken_US
dc.subjectstress oksidatifen_US
dc.titlePenentuan Aktivitas Antioksidan dan Antidiabetes Ekstrak Daun Trenggulun (Protium Javanicum Burm.F) secara in Vitroen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record