dc.description.abstract | Jambu biji adalah tanaman yang memiliki genus Psidium dan famili Myrtaceae. Semua bagian tanaman jambu biji memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Daun jambu biji memiliki beberapa kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, dan asam oksalat. Kandungan utama flavonoid pada ekstrak daun jambu biji adalah kuersetin. Kuersetin adalah flavonoid yang termasuk ke dalam subkelas flavonol yang banyak terdapat dalam berbagai makanan seperti bawang, buah, dan sayuran. Penentuan kuersetin telah banyak dilakukan dengan berbagai metode seperti kromatografi (densitometri dan HPLC), spektrofotometri, elektroforesis kapiler, dan spektrofluorometri. Penentuan kuersetin menggunakan metode spektrofotometri dapat dilakukan dengan reaksi brominasi yang menghasilkan kompleks berwarna ungu dengan penambahan reagen anorganik N-Bromosuccinimide (NBS). Metode spektrofotometri memiliki beberapa kekurangan seperti membutuhkan keahlian khusus, sampel dan reagen yang dibutuhkan relatif banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode baru untuk penentuan kuersetin secara cepat dan efisien.
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan metode penentuan kuersetin yang lebih sederhana, cepat, serta penggunaan sampel yang lebih sedikit. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan sensor kuersetin berbasis kertas dengan reagen NBS-silika nanopartikel pada ekstrak daun jambu biji. Karakteristik sensor yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya yaitu waktu respon, linieritas, LOD, LOQ, presisi, selektivitas, akurasi, dan waktu pakai. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan penentuan kadar kuersetin pada ekstrak daun jambu biji menggunakan sensor kertas dan KLT Densitometri. Selanjutnya, hasil dari sensor kertas dan spektrofotometri dibandingkan dengan menggunakan uji T untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua metode tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian karakteristik sensor diketahui bahwa parameter linieritas, LOD, LOQ, presisi, akurasi telah memenuhi persyaratan. Sensor memiliki waktu respon pada menit ke-8 sampai menit ke-12 yang artinya sensor akan memberikan hasil yang stabil ketika reagen sudah direaksikan dengan sampel pada menit ke-8 hingga menit ke-12. Stabilitas sensor kertas lebih baik ketika sensor disimpan pada suhu dingin dibandingkan sensor yang disimpan pada suhu ruang. Stabilitas sensor kertas untu1k kuersetin ini masih belum baik karena sensor hanya bisa disimpan selama 3 hari pada suhu dingin dan 1,5 jam ketika disimpan pada suhu ruang.
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pengujian menggunakan metode sensor kertas dan metode spektrofotometri. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode sensor kuersetin berbasis kertas dengan reagen NBS-silika nanopartikel dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk penentuan kuersetin | en_US |