Show simple item record

dc.contributor.advisorBAMBANG, Kuswandi
dc.contributor.advisorARI, Satia Nugraha
dc.contributor.authorSUHARIYANTI, Mahardika
dc.date.accessioned2018-12-02T04:50:22Z
dc.date.available2018-12-02T04:50:22Z
dc.date.issued2018-12-02
dc.identifier.nimNIM142210101060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88757
dc.description.abstractPestisida merupakan molekul alami atau buatan yang dapat membunuh atau mengurangi organisme hama yang berbahaya (Kavruk, 2010). Penggunaan pestisida sebagai bahan kimia pembunuh hama tentunya mempunyai batas maksimum. Menurut penelitian yang dilakukan oleh D. Mutiatikum (2009) menyimpulkan bahwa penggunaan pestisida pada produk pertanian terutama karbamat sebesar 0,0296 - 0,0755 mg/kg, sedangkan BMR (Batas Maksimum Residu) untuk karbamat yaitu sebesar 0,01 mg/kg/hari . Hal ini dapat berakibat pada besarnya residu pestisida yang melebihi batas maksimal yang terkandung. Pestisida dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi, kejang bronkus, paralisis otot pernafasan hingga kelumpuhan jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain itu, pestisida dapat menghambat kerja enzim yang berperan dalam tubuh manusia, khususnya pestisida jenis karbamat dan organofosfat (Wispriyono dkk., 2013). Analisis residu pestisida pada sayuran perlu dilakukan, agar dapat diketahui tingkat toksisitas serta resiko yang ditimbulkan baik terhadap makhluk hidup maupun lingkungan. Metode yang umum digunakan untuk mengetahui keberadaan pestisida yang berlebih dalam sayuran adalah High Perfomance Liquid Chromatography atau Gas Chromatography (Azis & Haluoleo, 2011). Namun kelemahan metode HPLC dan GC adalah biaya reagen yang mahal dan perlakuan ekstraksi serta pemurnian di laboratorium yang membutuhkan pelarut dan waktu analisis yang lebih lama sehingga mampu menimbulkan adanya resiko kesalahan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengembangan alat pendeteksi residu pestisida yang murah, cepat dan mudah diaplikasikan (Azis & Haluoleo, 2011). Pengembangan biosensor kertas diharapkan lebih efektif dan efisien dalam pengaplikasiannya untuk melakukan monitoring terhadap penggunaan pestisida pada sayuran dibandingkan dengan instumen konvensional. Pengembangan biosensor kertas ini didasarkan pada reaksi inhibisi enzim asetilkolinesterase oleh pestisida. Fabrikasi biosensor kertas pada penelitiaan ini dilakukan dengan mengimobilisasi bioreagen pada area deteksi kertas whatman yang telah disablon dengan ukuran diameter 0,5 cm. Pada biosensor kertas ini, linieritas yang didapat meliputi rentang konsentrasi 0,01-33 ppm dengan persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,0846x + 0,6262 dan nilai koefisien korelasi r = 0,9864. biosensor kertas ini tidak akan terganggu dengan adanya kuersetin dengan perbandingan kadar standar karbosulfan dan kuersetin sebesar 1:100. Nilai Batas Deteksi (LOD) yang diperoleh adalah 0,005 ppm sedangkan nilai Batas Kuantitasi (LOQ) adalah 0,0015 ppm. Pada perhitungan presisi diperoleh nilai RSD = 10,420%. Untuk penentuan akurasi dengan metode biosensor kertas diperoleh % recovery rata-rata sebesar 98,337%. Berdasarkan hasil aplikasi sampel, metode biosensor kertas sebagai sensor pestisida dapat digunkana sebagai metode alternatif untuk mengetahui kandungan residu pestisida pada sayuran yang beredar di pasaran.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142210101060;
dc.subjectPestisidaen_US
dc.subjectmolekul alamien_US
dc.subjectorganisme hamaen_US
dc.subjecthamaen_US
dc.titlePengembangan Biosensor Kertas Untuk Deteksi Residu Pestisida Pada Sayuranen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record