Show simple item record

dc.contributor.advisorSUTEJO, Ika Rahmawati
dc.contributor.advisorAGUSTINA, Dini
dc.contributor.authorSUDARKO, Fa’izah Ramadhani
dc.date.accessioned2018-11-28T03:30:11Z
dc.date.available2018-11-28T03:30:11Z
dc.date.issued2018-11-28
dc.identifier.nim142010101056
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88548
dc.description.abstractLuka bakar merupakan kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas berlebih atau bahan kimia yang bersifat kaustik. Luka bakar saat ini menjadi masalah kesehatan global yang menyebabkan sekitar 180.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Mayoritas kasus luka bakar terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hampir dua pertiga kasusnya terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Prevalensi luka bakar yang sering terjadi adalah luka bakar derajat II sebesar 73% Penanganan luka bakar dapat menggunakan berbagai macam obat luka bakar seperti bioplacenton dan silver sulfadiazine. Namun, obat-obatan tersebut tergolong mempunyai harga yang relatif mahal, sehingga masyarakat lebih tertarik dengan obat-obatan yang berasal dari alam. Hal tersebut sejalan dengan tatalaksana luka bakar yang sedang dikembangkan, yakni pemberian secara topikal dikombinasi ekstrak herbal. Oleh karena itu, dibutuhkan obat-obatan dari alam yang mungkin dapat menjadi alternatif pengobatan luka bakar yaitu edamame. Edamame mengandung senyawa isoflavon dan saponin yang bersifat antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Selain itu, edamame juga mengandung vitamin A, C, dan E yang dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Salah satu parameter dari proses penyembuhan luka bakar yaitu mengukur kadar hidroksiprolin pada kulit. Semakin tinggi kadar hidroksiprolin dapat diartikan adanya peningkatan sintesis kolagen yang berhubungan erat dengan kecepatan proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji edamame (Glycine max L. Merril) terhadap penyembuhan luka bakar derajat II, dengan parameter kadar hidroksiprolin yang terbentuk. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratories, dengan rancangan posttest only control group design. Sampel yang digunakan adalah tikus galur wistar jantan berusia 2-3 bulan dengan berat 150-250 gram yang sehat dan normal, serta memiliki kulit yang normal. Tikus sebanyak 24 ekor terbagi menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol negatif (K-) diberi Na-CMC 0,5%, kelompok kontrol positif (K+) diberi silver sulfadiazine, kelompok perlakuan P1, P2, P3, dan P4 diberi ekstrak etanol biji edamame dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80%. Pembuatan luka bakar derajat II dengan menempelkan uang logam yang telah dipanaskan selama 5 menit pada punggung tikus selama 5 detik. Apabila luka bakar telah terbentuk, maka dilakukan perawatan luka sesuai kelompok perlakuan selama 15 hari. Pada hari ke-16, semua kelompok perlakuan diterminasi dan diambil jaringan kulitnya untuk dianalisis kadar hidroksiprolinnya. Kadar hidroksiprolin diukur serapannya pada panjang gelombang 557 nm menggunakan spektrofotometer. Jumlah hidroksiprolin dalam sampel dihitung terhadap kurva standar l- hidroksiprolin. Data yang didapat berupa kadar hidroksiprolin dengan satuan μg/100 mg. Hasil pengukuran rata-rata kadar hidroksiprolin dan standar deviasi tiap kelompok perlakuan adalah K- 2193 ± 992,53; K+ 970,5 ± 473,10; P1 3210,5 ± 419,63; P2 1708 ± 794,83; P3 1820,5 ± 721,54; P4 648 ± 375,45. Hasil pengukuran kadar hidroksiprolin pada kulit dianalisis dengan One Way ANOVA dan dilanjut uji Post Hoc multiple comparisons dengan tes LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji edamame (Glycine max L. merril) efektif dalam mempengaruhi kadar hidroksiprolin pada proses penyembuhan luka bakar derajat II (p<0,05). Hasil analisis data kelompok perlakuan dengan uji korelasi Pearson menunjukkan angka korelasi Pearson sebesar -0,806 atau negatif sangat kuat dan korelasi antara kedua variabel bersifat terbalik, yaitu semakin tinggi dosis yang diberikan akan semakin rendah kadar hidroksiprolin yang terbentuk. Dari analisis uji statistik regresi didapatkan dosis efektif ekstrak etanol biji edamame sebesar 75,3%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Etanol Biji Edamame (Glycine max L. Merril)en_US
dc.subjectHidroksiprolinen_US
dc.subjectLuka Bakar Derajat IIen_US
dc.titleEfektivitas Ekstrak Etanol Biji Edamame (glycine max l. merril) Terhadap Kadar Hidroksiprolin Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record