dc.description.abstract | Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 84 responden diperoleh dengan teknik proportionate stratified random sampling. Perhitungan sampel penelitian menggunakan aplikasi G* power dengan α error probability 0,05, power (1-β error probability) 0,80, dan effect size 0,30 diperoleh sampel sebesar 84 responden. Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner pola asuh orang tua dan efikasi diri pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang paling banyak diterapkan pada remaja di SMK Darus Sholihin adalah pola asuh demokratis (41,7%), sedangkan efikasi diri pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS
tergolong dalam efikasi diri sedang (46,4%). Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square yang menujukkan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan efikasi diri pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS dengan p value = 0,026. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pola asuh orang tua yang tepat untuk meningkatkan efikasi diri bagi remaja agar mereka terhindar dari perilaku berisiko yang bisa menyebabkan HIV/AIDS.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan efikasi diri pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja di SMK Darus Sholihin Puger Kabupaten Jember. Efikasi diri merupakan salah satu dari sekian faktor personal yang berpengaruh terhadap munculnya perilaku menyimpang atau berisiko pada remaja. Oleh karena itu, maka efikasi diri pada remaja perlu ditingkatkan. Salah satu faktor yang mendukung untuk membentuk efikasi diri yang positif tersebut pada remaja yaitu pola asuh orang tua. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya dari pola asuh orang tua yang paling tepat untuk meningkatkan efikasi diri pada remaja terutama dalam hal pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS. Selain itu juga dapat memberikan edukasi terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS sehingga remaja mampu meningkatkan ketahanan dirinya terhadap perilaku-perilaku berisiko yang mengarah pada terjadinya HIV. | en_US |