dc.description.abstract | Electric Vehicle (EV) merupakan kendaraan masa depan yang ramah
lingkungan dan mampu menjawab problem kelangkaan cadangan minyak bumi di
masa yang akan datang. Sistem penyimpanan energi merupakan unit utama pada
Electric Vehicle (EV) dan baterai adalah pilihan utama untuk sistem penyimpanan
energi. Pengembangan sistem penyimpanan energi pada Electric Vehicle (EV)
sudah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagai macam jemis baterai.
Pemilihan baterai pada Electric Vehicle (EV) harus memiliki karakteristik yang
khusus salah satunya memiliki power density yang besar. Diantara teknologi
baterai yang digunakan pada Electric Vehicle (EV) kandidat yang paling
menjanjikan yaitu baterai lithium-ion, yang juga pada era ini dianggap sebagai
pilihan yang paling cocok untuk pengembangan Electric Vehicle (EV). Baterai
jenis lithium-ion kini dipilih sebagai penyimpanan energi pada Electric Vehicle
(EV) dikarenakan power density dan energy density yang lebih besar
dibandingkan baterai jenis lain.
Pengembangan Electric Vehicle (EV) dengan menggunakan baterai
lithium-ion terus dilakukan saat ini tanpa mempertimbangkan kapasitas real pada
baterai lithium-ion yang ada di pasaran. Pengujian pada baterai lithium-ion yang
akan digunakan pada Electric Vehicle (EV) perlu dilakukan karena untuk
penyesuaian kondisi baterai secara real dengan Electric Vehicle (EV) yang akan
dikembangkan. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik baterai guna mengetahui kapasitas real pada baterai yang digunakan.
Penelitian tersebut diperlukan untuk mendapatkan karakteristik baterai yang akan
digunakan pada Electric Vehicle (EV).
Tahapan yang dilakukan pada penelitian kali ini yaitu yang pertama
membuat baterai pack yang akan diuji dengan kapasitas 3Ah, 6Ah dan 9Ah
dengan tegangan nominal 18,5 volt setiap pack. Selanjutnya membuat data logger
sistem monitoring dengan interface menggunakan software Visual Basic.
Mempersiapkan beban yang digunakan dalam pengujian baterai dengan
menggunakan kawat niklin 1 meter (0,7mm). Selanjutnya membuat relay pemutus
sebagai proteksi saat over voltage dan under voltage dan yang terakhir membuat
sistem charging untuk mengisi baterai setelah proses pengujian dilakukan.
Penelitian ini dilakukan beberapa pengujian antara lain pengujian sensor
tegangan, pengujian sensor arus, pengujian sensor suhu dan pengujian relay
pemutus. Hasil dari pengujian sensor sendiri didpatkan error persen yang rendah
sehingga dapat dikatakan bahwa sensor memiliki keakuratan yang tinggi. Pada
pengujian baterai sendiri beban yang digunakan berupa arus dengan besar beban
10%, 20%, 30%, 40% dan 50% pada setiap kapasitas yang diuji. Selain pengujian
variasi pembebanan yang dilakukan pada baterai kapasitas 3Ah pack 1 dilakukan
pengujian kinerja baterai dengan cara dilakukan pengujian ulang pada setiap
pembebanan. Hasil dari pengujian variasi pembebanan didapatkan bahwa semakin
besar beban yang diberikan maka kapasitas baterai yang digunakan semakin kecil
pada baterai kapasitas 3Ah kapasitas terpakai pada beban 10% sebesar 1,419 Ah
dan pada beban 50% kapasitas yang terpakai sebesar 0,778Ah. Pada kapasitas
6Ah beban 30% kapasitas terpakai sebesar 1,965Ah dan beban 40% kapasitas
terpakai sebesar 1,503Ah. Pengujian kinerja baterai didapatkan pada pengulangan
pemakaian berpengaruh terhadap kapasitas terpakai baterai pada beban 20%
kapasitas terpakai pada pengujian 1 sebesar 1,491Ah dan pada pengujian 2
sebesar 1,351Ah. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa kapasitas
spesifikasi baterai tidak sama dengan spesifikasi real pada proses pengujian. | en_US |