dc.description.abstract | Beberapa Kabupaten di Jawa Timur yang rawan terhadap bencana adalah
Kabupaten Lumajang dan Probolinggo. Ditinjau dari karakteristik geologi, topografi,
jenis tanah dan pola pemanfaatan lahan, wilayah Kabupaten Lumajang dan
Probolinggo termasuk sebagai kawasan rawan terhadap terjadinya bencana alam,
khususnya banjir dan longsor. Bencana banjir di Kabupaten Lumajang dan
Probolinggo terjadi hampir setiap tahun. Bencana Banjir terbesar terjadi pada tahun
2011 untuk Kabupaten Lumajang, dan tahun 2012 untuk Kabupaten Probolinggo.
Berbagai cara struktural untuk mengantisipasi banjir dapat diperoleh dengan
menentukan debit banjir rencana sebagai dasar penentuan desain struktur hidrolik.
Prediksi banjir tersebut memerlukan data curah hujan yang mencakup seluruh
wilayah Menurut RNSI (2012) untuk kondisi wilayah dimana data meteorologi sangat
kurang atau perlu perkiraan hijan maksimum secara cepat dapat dibantu dengan
perkiraan PMP.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas pengairan Kabupaten Lumajang
dan Probolinggo dapat digunakan dalam penelitian 56 stasiun yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Lumajang dan Probolinggo. 56 stasiun hujan ini mewakili
beberapa DAS tersebut diambil data curah hujan harian maksimum tahunan untuk
periode 1 hari, 1-2 hari, 2-3 hari untuk setiap stasiun. Curah hujan harian maksimum
tahunan dengan beberapa periode waktu kemudian dilakukan uji pemeriksaan curah
hujan harian maksimum tahunan kurang dari 20 mm. Hasil dari uji pemeriksaan curah hujan harian maksimum tahunan ini di dapat stasiun yang lolos berjumlah 32 stasiun
untuk Kabupaten Lumajang dan 32 stasiun untuk Kabupaten Probolinggo.
Analisa yang digunakan untuk menguji PMP adalah metode Hersfield.
Perkiraan keseluruhan nilai PMP ditemukan berkisar antara 311,60 – 1.614,42 mm
untuk periode 1 hari, 508,09 – 1.750,17 mm untuk periode waktu 2 hari dan dan
510,24 – 1.790,00 mm untuk periode 3 hari. Sedangkan besarnya nilai curah hujan
rancangan dengan durasi waktu 1,2, dan 3 hari dalam kala ulang 20 tahun, nilai curah
hujan paling tinggi antara 221,37 mm - 366,66 mm untuk kabupaten Lumajang, dan
135,76 mm – 210,49 mm untuk Kabupaten Probolinggo.
Untuk kala ulang 50 tahun di kabupaten Lumajang adalah 318,40 mm –
416,26 mm dan di Kabupaten Probolinggo adalah 177,32 mm – 324,65 mm. Untuk
kala ulang 100 tahun di kabupaten lumajang adalah 170,93 mm – 464,67 mm dan di
Kabupaten Probolinggo antara 187,51 mm – 402,68 mm, sedangkan untuk kala ulang
200 tahun, di Kabupaten Lumajang berkisar antara 151,38 mm – 695,05 mm, dan di
Kabupaten Probolinggo berkisar antara 196,27 mm – 499,85 mm.
Secara umum sebaran nilai curah hujan rancangan di Kabupaten Lumajang
dan Probolinggo untuk durasi waktu 1,2 dan 3 hari menunjukkan pola sebaran hujan
yang tidak merata dan relatif terpusat atau mengelompok pada nilai intensitas curah
hujan yang tinggi. Intensitas curah hujannya mengalami kenaikan. Dilihat masing –
masing kala ulang rata – rata nilai curah hujannya naik secara signifikan. Dan hasil
analisi spasial menunjukkan pusat wilayah hujan dengan intensitas tertinggi dominan
terjadi pada daerah yang topografinya berupa pegunungan. | en_US |