Show simple item record

dc.contributor.advisorAMELIANA, Lidya
dc.contributor.advisorNURAHMANTO, Dwi
dc.contributor.authorRAMADHAN, Ainur
dc.date.accessioned2018-11-08T01:04:22Z
dc.date.available2018-11-08T01:04:22Z
dc.date.issued2018-11-08
dc.identifier.nimNIM142210101084
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87679
dc.description.abstractPiroksikam merupakan obat golongan Non Steroidal Antiinflamatory Disease (NSAID) yang termasuk obat turunan oksikam yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin.Piroksikammerupakan salah satu obat yang bisa direkomendasikan untuk terapi Rheumatoid artirtis (RA) dan Osteoartritis (OA). Obat ini merupakan salah satu pilihan alternatif yang digunakan dalam pengobatan Rheumatoid arthritis dan Ostearthritis selain aspirin dan indometasin (Brogden et al., 1984). Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System Piroksikam dikategorikan dalam obat obatan BCS II yakni memiliki kelarutan yang rendah tapi permeabilitasnya tinggi. Hal Ini menunjukkan bahwa piroksikam memiliki penyerapan yang lambat pada rute oral dan efek anti-inflamasi, analgesik yang lambat (Panwar et al., 2011). Formulasi tablet piroksikam yang dikonsumsi secara peroral juga diketahui memiliki banyak kekurangan ketika obat diberikan. Kekurangan yang pertama adalah efek samping yang ditimbulkan yaitu menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan. Piroksikambuccal filmdapat menghindarkan dari iritasi saluran pencernaan karena obat yang diserap langsung menuju saluran sistemik dan dapat mencegah kerusakan obat selama dalam saluran pencernaan(Velmurugan et al., 2010). Selain itu kekurangan obat-obatan secara peroral adalah sulit ditelan, terutama untuk pasien geriatrik, karena menurut penelitian penyakit Rheumatoid artirtis (RA) dan Osteoartritis (OA) sebagian besar terjadi pada pasien geriatrik (Gardouh et al., 2013). Buccal film adalah suatu bentuk sediaan yang menggunakan polimer larut air yang memungkinkan sediaan untuk melekat dan larut saat diletakkan pada rongga mulut sehingga menghasilkan pengiriman obat secara sistemik. Sediaan buccal film memiliki kelebihan dari segi sistem penghantaran obat dan secara biaya lebih murah. Dalam sistem penghantaran obat, sediaan buccal film dapat diformulasikan secara lokal namun memiliki aksi yang sama baiknya dengan aksi sistemik. Sediaan buccal film dapat bekerja secara langsung dalam sirkulasi sistemik melalui pembuluh vena jugular yang dilalui bahan aktif obat. Kelebihan lain dari sediaan buccal film adalah tidak perlu dikunyah ataupun ditelan, dapat meningkatkan bioavailabilitas dari obat, dapat melindungi kerusakan obat akibat enzim pada saluran pencernaan dan onset yang cepat serta efek samping yang rendah (Madhavi et al., 2013). Sediaan buccal film dibuat agar memiliki waktu tinggal yang panjang pada rongga buccal, karena rongga buccal merupakan tempat absorbsi dari bentuk sediaan ini, sehingga obat dapat dihantarkan ke sirkulasi sistemik melalui disolusi ketika obat kontak dengan cairan dalam rongga buccal(Morales & Mcconville, 2011). Sediaan Buccal film membutuhkan bahan polimer yang bersifat hidrofilik dan memiliki kemampuan cepat larut ketika kontak dengan cairan rongga buccal (Verma et al., 2014). Pelepasan obat, kekuatan mucoadhesive, dan waktu tinggal dapat dipengaruhi oleh polimer yang digunakan. Pada penelitian ini, digunakan kombinasi HPMC dan CMC Na dalam pembuatan sediaan buccal film glibenklamid. Pemilihan HPMC dan CMC Na didasarkan pada sifat keduanya memiliki kemampuan swelling index yang tinggi sehingga dapat meningkatkan waktu tinggal dan kekuatan mucoadhesive film. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan film dapat digunakan untuk penghantaran obat lepas lambat. Sediaan buccal film yang dihasilkan kemudian dievaluasi, yaitu meliputi pengujian organoleptis, daya lipat, keseragaman bobot, keseragaman ketebalan, pH permukaan sediaan, swelling index, kadar piroksikam dalam sediaan buccal film, % pelepasan in vitro, kekuatan mucoadhesive, dan waktu tinggal in vitro. Berdasarkan optimasi yang dilakukan pada tabel 4.13 dari jumlah HPMC dan CMC Na yang dapat menghasilkan respon persen pelepasan, kekuatan mucoadhesive, dan waktu tinggal sesuai dengan yang diharapkan didapatkan formula optimum yang terpilih adalah formula yang memiliki persen pelepasan, kekuatan mucoadhesive, dan waktu tinggal tertinggi yaitu 72,439% ; 33,425 gF; dan 249,595 menit dengan nilai desirability tertinggi yaitu 0,551 dengan jumlah HPMC sebesar 45,104 mg dan CMC Na sebesar 47,896 mg.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142210101084;
dc.subjectMETIL SELULOSAen_US
dc.subjectPIROKSIKAMen_US
dc.titleOPTIMASI HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN NATRIUM KARBOKSI METIL SELULOSA DALAM BUCCAL FILM PIROKSIKAMen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record