Show simple item record

dc.contributor.authorAFIFUSSOLIH, Muhammad
dc.date.accessioned2018-09-26T02:39:31Z
dc.date.available2018-09-26T02:39:31Z
dc.date.issued2018-09-26
dc.identifier.nim131910301037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87473
dc.description.abstractSetiap lingkungan kerja pekerjaan konstruksi tidak terlepas dari sumbersumber bahaya baik yang ditimbulkan oleh manusia, lingkungan maupun yang ditimbulkan oleh alat. Sehingga setiap pekerjaaan konstruksi di haruskan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk meminimalisir resiko yang dapat mengkibatkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja. Pekerjaan pemasangan saluran pipa Petragas Gresik-Semarang area Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro dimulai dari tahapan mobilisasi pipa ke lapangan proyek hingga penimbunan pipa. Pekerjaan pemasangan pipa gas mempunyai banyak resiko kecelakaan kerja terutama pada pekerja konstruksi di lapangan terhadap alat yang digunakan, manusia, dan metode pelaksanaannya. Tahapan dari peneltian ini adalah dengan mengidentifikasi risiko, memberi penilaian terhadap risiko tersebut, menghitung biaya yang ditimbulkan akibat risiko yang paling dominan dan memberikan pengendalian terhadap risiko yang terjadi. Hasil dari identifikasi didapatkan 40 variabel dai 14 pekerjaan yang tejadi pada proyek pekerjaan pemasangan pipa gas. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 4 variabel risiko yang paling dominan yang berdampak pada biaya proyek pemasangan pipa Petragas area Bojonegoro. Risiko tersebut meliputi hujan, Lahan yang tidak teridentifikasi dengan baik mengakibatkan protes dari masyarakat, Risiko keterlambatan pengiriman material atau peralatan proyek dan banjir. Pengendalian risiko dari faktor risiko dominan yaitu untuk risiko “hujan” maka dilakukam Penyesuaian jadwal pekerjaan dengan musim. “Risiko lahan yang tidak teridentifikasi dengan baik mengakibatkan protes masyarakat” maka penanganan risiko tersebut dengan melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat mengenai pelaksanaan proyek sehingga tidak terjadi demo berkepanjangan yang dapat menghentikan kinerja proyek. “Risiko keterlambatan pengiriman material dan peralatan proyek” maka penanganan risikonya dengan selalu melakukan koordinasi dengan semua pihak dan menjaga komunikasi yang baik. Untuk risiko “Banjir” penangannya dengan menghentikan sementara semua pekerjaan apabila terjadi hujan dan banjir. Estimasi biaya dari risiko yang paling dominan yaitu risiko keterlambatan pengiriman material dan peralatan proyek alat gali excavator tidak segera didatangkan akan menimbulkan kerugian jika mendatangkan pekerja untuk pekerjaan galian tanah. Selisih biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 11.450.000,- (sebelas juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) per hari. Apabila risiko tersebut tidak dicegah atau diminimalkan maka akan menyebabkan kerugian biaya yang cukup besar dan merugikan kontraktor pelaksana.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectManajemen Risikoen_US
dc.subjectHAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC)en_US
dc.titleManajemenRisiko K3 Pemasangan Pipa Petragas Dengan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) (Studi Kasus: Area Bojonegoro km 112 – 126 Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record