dc.description.abstract | Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
dewasa. Remaja memiliki keingintahuan yang besar dimana salah satunya
mengenai seks, karena dalam diri remaja mengalami perkembangan hormonhormon
seks sehingga membuat remaja bergejolak. Remaja mencari keingintahuan
tersebut dari teman sebaya, majalah, buku, internet serta melakukan eksplorasi
sendiri mengenai seksualitas sehingga mengakibatkan remaja tertarik untuk
mencoba melakukan perilaku seksual dengan lawan jenisnya. Terjadinya perilaku
seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah religiusitas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara religiusitas
dengan perilaku seksual remaja di SMA “X” Jember. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian deskriptif analitik yang menggunakan metode cross sectional.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan
cara proportioned stratified random sampling. Perhitungan sampel menggunakan
aplikasi G*power 3.1.9.2 dengan ɑ error probability 0,05, power (1-β error
probability) 0,95, dan effect size 0,31 dan diperoleh sampel sebesar 124 responden.
Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu religiusitas dan
kuesioner perilaku seksual. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman
dengan tingkat signifikansi 0,05.Berdasarkan penelitian ini didapatkan nilai rata-rata religiusitas 85,74 dan
pada perilaku seksual memiliki nilai tengah 1. Hasil uji statistik menggunakan
Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas
dengan perilaku seksual remaja di SMA “X” Jember (p value=0,231 dan r=-0,108).
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara religiusitas
dengan perilaku seksual remaja di SMA “X” Jember.
Religiusitas merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang dalam
merasakan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia dan
mengakui bahwa hanya kepada Tuhan manusia bersandar serta bertawakal. Remaja
masih memiliki kadar keimanan yang masih labil sehingga membuat remaja mudah
mengalami konflik batin dalam menghadapi lingkungan yang mudah memikat hati
namun tidak sesuai dengan norma agama sehingga membuat remaja mudah
melakukan perilaku menyimpang.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara religiusitas dengan perilaku seksual remaja di SMA “X” Jember.
Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perilaku seksual. Masyarakat yang khususnya responden
diharapkan mampu membentengi diri mereka dari perilaku seksual dengan cara
lebih meningkatkan religiusitasnya, meningkatkan frekuensi, meningkatkan
penghayatan terhadap agama dan selalu bersikap sesuai dengan ajaran agamanya.
Selain itu, dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seksual | en_US |