dc.description.abstract | Fungi endofit adalah kelompok mikroorganisme yang berada secara
asimtomatik di dalam jaringan hidup yang sehat. Senyawa yang dihasilkan fungi
endofit tersebut dapat berupa senyawa anti kanker, antivirus, antibakteri,
antifungi, hormone pertumbuhan tanaman, insektisida dan lain – lain. Isolat fungi
endofit dari daun kesambi (Schleicera oleosa) dan ketapang (Terminalia catappa)
KS1, KS2, dan KT diisolasi dari daun yang sehat, namun jika tidak diuji potensi
antagonismenya pada patogen maka masyarakat tidak dapat mengetahui
potensinya sebagai agens hayati. Salah satunya pada fungi patogen yang banyak
menyerang manusia yaitu Aspergillus flavus.
Aspergillus flavus adalah jenis fungi multiseluler yang bersifat
opportunistik sebagai fungi saprofit yang menghasilkan mikotoksin yang
berbahaya bagi manusia dan menyebabkan penyakit Aspergillosis. Angka
kejadian infeksi fungi didunia yang disebabkan oleh 1.000.000 kasus pertahun.
Pengendalian Aspergilus flavus menggunakan Amfoterisin B dan itrakonazol
dapat menyebabkan efek samping, seperti mulut kering, mual, muntah, mengantuk
ekstrem, nyeri otot atau kelelahan, demam, dan pendarahan, sedangkan kasus
resistansi obat telah dilaporkan sejak 14 tahun lalu, sedangkan ekstrak etanol daun
mimba walaupun dapat menghambat Aspergilus flavus, namun penggunaan
tanaman obat dalam jumlah besar dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem,
dan persediaan tanaman obat terikat pada musim pohon tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi antagonis isolat fungi
endofit daun kesambi (Schleichera oleosa) dan ketapang (Terminalia catappa)
terhadap patogen Aspergillus flavus sehingga dapat mengetahui sifat antagonistik
fungi endofit dan memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai pengendalian
hayati yang tidak mencemari lingkungan dan dapat mengurangi fungisida sintetik.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FKIP Universitas Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris secara in
vitro dengan 3 perlakuan dengan 8 kali pengulangan. Metode eksperimen yang
dilakukan adalah uji antagonis dual culture antara fungi endofit yang diperoleh
dari hasil eksplorasi daun kesambi (Schleichera oleosa) dan ketapang (Terminalia
catappa) dengan Aspergillus flavus. Kontrol positif yang digunakan yaitu
ketoconazole 0.1% dan kontrol negatif yaitu aquades steril. Analisis data untuk
hasil uji perbedaan menggunakan uji statistik One Way Anova.
Potensial antagonis fungi endofit dari daun Kesambi (Schleichera oleosa)
dan Ketapang (Terminalia catappa) yang meliputi KS1, KS2, dan KT terhadap
hambatan pertumbuhan Aspergillus flavus memiliki perbedaan yang sangat
signifikan dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.000 (p<0.005). Isolat daun Kesambi (Schleichera oleosa) KS1 memiliki rerata potensi antagonis sebesar
33.61%, sedangkan KS2 memiliki rerata potensi antagonis sebesar 30.45%, namun
fungi endofit dari daun Ketapang (Terminalia catappa) KT memiliki rerata
potensi antagonis sebesar 54.85% terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus.
Setelah dilakukan uji validasi oleh 2 validator yaitu alhi materi dan ahli
media diperoleh hasil bahwa buku nonteks yang berjudul “Fungi endofit daun
Kesambi (Schleichera oleosa) dan Ketapang (Terminalia catappa)” sangat layak
untuk dijadikan sebagai media informasi bagi masyarakat akademik dengan rerata
persentase nilai validasi 84.77%. | en_US |