Show simple item record

dc.contributor.advisorHernawati, Sri
dc.contributor.advisorLestari, Pujiana Endah
dc.contributor.authorRUSMAPUTERI, Fadhilah
dc.date.accessioned2018-09-03T07:59:59Z
dc.date.available2018-09-03T07:59:59Z
dc.date.issued2018-09-03
dc.identifier.nim141610101008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87331
dc.description.abstractBakteri Streptococcus sanguis (S. sanguis) merupakan bakteri gram positif yang menginisiasi terbentuknya plak. Plak merupakan lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Bakteri S. sanguis memfasilitasi bakteri lain untuk berkoloni membentuk biofilm dengan cara berikatan pada protein saliva seperti proline-rich. Plak terbentuk melalui sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Plak dapat terakumulasi apabila kebersihan gigi dan mulut terabaikan. Hal ini dapat memicu timbulnya infeksi rongga mulut, seperti penyakit periodontal dan karies gigi yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Masyarakat selama ini menjaga kebersihan dan kesehatan mulut dengan beberapa cara, baik secara mekanis maupun secara kimiawi. Umumnya, masyarakat melakukan dengan cara mekanis menggunakan sikat gigi dan benang gigi. Selain itu dapat pula ditambahkan penggunaan obat kumur untuk menghilangkan plak secara kimiawi. Obat kumur yang umum digunakan masyarakat saat ini chlorhexidine yang terbukti paling efektif dari agen-agen pengontrol plak teraupetik lainnya karena dapat melekat secara ionik pada permukaan gigi dan mukosa dalam konsentrasi tinggi selama beberapa jam. Namun penggunaan chlorhexidine secara terus-menerus dapat menimbulkan efek. Sehingga obat kumur dengan campuran bahan-bahan alami saat ini banyak digunakan oleh masyarakat, dikarenakan efek samping yang minimal. Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia mulai berkembang. Sebanyak 59,12% Penduduk Indonesia memanfaatkan obat tradisional sebagai salah satu pilihan dalam memelihara kesehatan. Salah satu tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah delima merah. Potensi buah delima merah sebagai pengobatan dan pencegahan penyakit sangat luas dan sudah dikenal sejak lama. Delima mengandung polifenol flavonoid, antosianin, dan tannin diantaranya ellagitannins, asam ellagic dan punicalgin yang diduga berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini merupakan jenis eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Sampel berjumlah 5 untuk setiap kelompok penelitian dan terdapat 6 kelompok penelitian yaitu, ekstrak buah delima merah yang didapatkan dengan cara maserasi dengan konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, obat kumur clorhexidine 0,2% (kontrol positif) dan aquadestt steril (kontrol negatif). Metode yang digunakan untuk mengetahui sifat antibakteri kelompok penelitian adalah metode disk diffusion (Kirby-Bauer). Blank disc ditetesi dengan bahan ekstrak konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, kontrol positif, dan kontrol negatif. Diletakkan pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang sudah di inokulasikan suspensi bakteri Streptococcus sanguis. Semua petridish kemudian di masukkan kedalam desicator dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dalam inkubator. Setelah 24 jam kemudian zona bening disekitar cakram diukur dengan menggunakan jangka sorong. Data hasil penelitian kemudian dilakukan analisis secara statistik. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov, uji homegenitas menggunakan Levene's test, kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov p>0.05 menandakan data terdistribusi normal. Uji Homogenitas p<0.05 menandakan data tidak homogen, maka dilanjutkan uji non parametrik Kruskall-Wallis p<0.05 menandakan ada perbedaan pada setiap kelompok penelitiaan. Dilanjutkan uji Mann-Whitney dan didapatkan perbedaan bermakna pada setiap kelompok penelitian kecuali kontrol positif (clorhexidine 0,2%) dengan ekstrak buah delima konsentrasi 100% dan 75%, dan ekstrak buah delima merah konsentrasi 100% dengan ekstrak buah delima merah konsentrasi 75%. Maka dapat disimpulkan ekstrak buah delima merah mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus sanguis.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Buah Delima Merahen_US
dc.subjectStreptococcus sanguisen_US
dc.titleDaya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus sanguisen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record