dc.description.abstract | Konjungtivitis adalah inflamasi di konjungtiva, dengan tanda klinis
eksudasi, infiltrasi seluler, dan dilatasi vaskular. Penyebab konjungtivitis adalah
bakteri, alergi, virus, toksin, maupun penyakit sistemik. Konjungtivitis bakteri
karena bakteri Gram positif seperti S.aureus umumnya lebih ringan daripada
konjungtivitis karena bakteri Gram negatif. Konjungtivitis ringan biasanya benigna
dan self-limited dan dapat dimonitor tanpa terapi atau mudah diterapi dengan
antibiotik. Pada orang dewasa, Staphylococcus spesies adalah bakteri patogen
tersering mengakibatkan konjungtivitis bakteri. Umumnya, konjungtivitis bakteri
jarang mengalami komplikasi serius. S. aureus saat ini sudah banyak dilaporkan
mengalami resistensi antibiotik. Antibiotik yang dilaporkan resisten adalah
methicillin dan vankomisin. Penelitian sebelumnya secara in vitro, juga
menjelaskan bahwa ekstrak daun murbei dapat menghambat pertumbuhan bakteri
S. aureus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol
daun murbei (Morus alba L.) pada tikus wistar model konjungtivitis oleh S. aureus
Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental laboratories secara
in vivo dengan satu kelompok kontrol negatif (tetes mata air mata artifisial cendo
lyteers), satu kelompok kontrol positif (tetes mata levofloxacin 0,5%) dan empat
kelompok perlakuan (tetes mata ekstrak daun murbei 45%, 55%, 65% dan 75%)
dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Penelitian ini
dilakukan di empat tempat, yaitu di Laboratorium Biokimia FK UNEJ,
Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi UNEJ, Laboratorium Kandang Hewan
Coba FKH UNAIR dan Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNESA. Waktu yang
dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 6 bulan yaitu pada bulan September 2017 -
Februari 2018. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus wistar
dengan jumlah sampel 24 ekor terdiri atas 6 kelompok dengan pengulangan setiap
kelompok 4 tikus. Tikus wistar sebanyak 24 ekor dilakukan adaptasi selama 7 hari,
Pada hari ke-8, dilakukan induksi konjungtivitis dengan pemberian S. aureus 1,5 x
108 CFU/ml sebanyak 1 tetes tiap 10 menit selama 1 jam (dibiarkan 3 hari) sampai
terjadi konjungtivitis. Pada hari ke-12 sampai hari ke-19 (7 hari), diberikan
perlakuan kontrol negatif, kontrol positif dan ekstrak daun murbei 45%, 55%, 65%
dan 75%.
Hasil penelitian didapatkan perbaikan gejala konjungtivitis pada hari ke-17
(posttest) daripada hari ke-11 (pretest), yaitu hilangnya mata merah, radang, sekret
purulen dan hilangnya edema kelopak mata. Hasil logaritma TPC S. aureus dari
swab konjungtiva tikus pada hari ke-11 dari adaptasi tikus (pretest) pada K(-), K(+),
P1, P2, P3 dan P4 berturut-turut adalah sebesar 5,70, 5,78, 5,65, 5,63, 5,84, dan
5,69 (log 10 CFU/mata). Sedangkan TPC S. aureus dari swab konjungtiva tikus
pada pada hari ke-17 dari adaptasi tikus (posttest) pada K(-), K(+), P1, P2, P3 dan
P4 berturut-turut adalah sebesar 4,07, 3,31, 3,78, 3,82, 3,74, dan 3,63 (log 10 CFU/mata). Waktu kesembuhan tikus setelah pemberian ekstrak daun murbei
mengalami perbedaan hari, yaitu pada kelompok kontrol negatif sembuh pada hari
ke-8, kontrol positif sembuh pada hari ke-4, perlakuan ekstrak daun murbei 45%
sembuh pada hari ke-7, perlakuan ekstrak daun murbei 55% sembuh pada hari ke-
6, perlakuan ekstrak daun murbei 65% sembuh pada hari ke-6 dan perlakuan ekstrak
daun murbei 75% sembuh pada hari ke-5.
Hasil analisis data dari uji normalitas data Shapiro-Wilk dan uji homogenitas
Levene menunjukkan nilai p>0,05 yang artinya data terdistribusi normal dan
memiliki varian yang sama. Karena data yang didapatkan kontinu (hasil logaritma),
terdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji Anova One Way.
Hasil uji Anova One Way didapatkan hasil signifikan pada pretest p=0,002 dan
posttest p=0,046 (p<0,05), yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan atau
nyata pada setiap perlakuan yaitu ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun murbei
terhadap penurunan jumlah koloni bakteri S. aureus dilanjutkan dengan uji Post-
Hoc LSD untuk membandingkan hasil (beda nyata) dari setiap perlakuan. Hasil uji
Post-Hoc LSD (p<0,05) didapatkan pada kontrol positif berbeda signifikan dengan
kontrol negatif, kelompok P1 dan kelompok P2. Pada kelompok kontrol negatif
didapatkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok P4. Uji paired t-test
dilakukan untuk membandingkan beda nyata dari kelompok pretest dan kelompok
posttest. Hasil uji paired t-test didapatkan hasil signifikan p=0,000 (p<0,05), yang
berarti bahwa terdapat perbedaan nyata antara sebelum dan setelah pemberian
ekstrak daun murbei. Uji statistik terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun murbei
(Morus alba L.) memiliki efek menurunkan jumlah koloni bakteri S. aureus dan
memperbaiki gejala konjungtivitis pada tikus wistar model konjungtivitis oleh S.aureus | en_US |