dc.description.abstract | Matematika merupakan salah satu jenis bahasa yang melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Kemampuan
seseorang mengemukakan ide-ide matematis kepada orang lain dengan cara lisan
maupun tulisan disebut dengan kemampuan komunikasi matematis. Melalui
kemampuan komunikasi matematis, seseorang akan dapat meningkatkan
pemahaman konseptual matematisnya. Komunikasi matematis merupakan
kemampuan siswa menjelaskan suatu algoritma dalam penyelesaian masalah,
mengonstruksi dan menjelaskan fenomena dalam bentuk grafik, diagram, tabel,
atau kalimat yang secara fisik dapat membantu siswa untuk memahami masalah
yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan komunikasi matematis
siswa dapat diketahui melalui pemecahan masalah. Pada proses pembelajaran,
sering terjadi siswa mampu menyelesaikan masalah dengan baik, tetapi mereka
tidak mengerti makna sesungguhnya dari apa yang sedang dikerjakan. Seringkali
siswa kurang mampu berkomunikasi dengan baik, seakan-akan sesuatu yang
mereka pikirkan hanya untuk dirinya sendiri. Proses komunikasi matematis siswa
sangat penting untuk diketahui karena dapat membantu guru untuk memahami
kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan pemahamannya
tentang konsep dan proses penyelesaian masalah yang dilakukan. Cara seseorang
menyampaikan pendapat dan keputusan terhadap suatu hal antara satu orang
dengan yang lain berbeda disebabkan oleh perbedaan kepribadiannya. Dari sinilah
tipe kepribadian dianggap memiliki peran penting dalam komunikasi matematis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses komunikasi
matematis siswa tipe kepribadian guardian, artisan, rational, dan idealist kelas
VIII-A SMP Negeri 2 Jember dalam menyelesaikan masalah terbuka materi
geometri dengan berbagai kemungkinan cara atau jawaban benar berdasarkan
langkah pemecahan masalah Polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah angket
penggolongan tipe kepribadian Keirsey, tes pemecahan masalah terbuka, dan
pedoman wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
angket, tes, dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes pemecahan masalah
terbuka dan hasil wawancara terhadap siswa. Berdasarkan data hasil aspek
validasi angket yang meliputi kesesuaian isi dan kelengkapan isi angket, tulisan
dan bahasa, serta validasi tes yang meliputi validasi isi dan validasi konstruksi
yang diberikan pada ketiga validator, maka diperoleh bahwa angket dan tes
tersebut valid dengan beberapa saran revisi.
Setelah soal tes diujikan pada keempat subjek yang terpilih dan dilakukan
kegiatan wawancara, kemudian semua data yang diperoleh dianalisis. Berdasarkan
hasil analisis diambil kesimpulan bahwa masing-masing subjek berbeda dalam
proses komunikasi matematisnya. Siswa guardian banyak menunjukkan
komunikasi simbolik dengan suka membuat pemisalan untuk ukuran yang tidak
diketahui dengan bilangan tertentu dan disesuaikan dengan keadaan nyata karena
ia suka berkomunikasi tentang hal yang konkret. Siswa artisan banyak
menunjukkan komunikasi verbal dengan membuat kesimpulan tentang hasil
penyelesaian masalah berdasarkan hasil evaluasi gagasannya. Ia bisa
menggunakan lebih dari satu cara namun memilih cara paling efektif yang
digunakan pada langkah pertama untuk menyelesaikan masalah. Siswa rational
banyak menunjukkan komunikasi logis dengan menyatakan gagasannya dalam
penyelesaian masalah dengan jelas dan logis. Ia mampu menjelaskan alasan pada
langkah penyelesaian masalah berdasarkan hasil penalarannya. Siswa idealist
banyak menunjukkan komunikasi verbal dengan membuat kesimpulan tentang
hasil penyelesaian masalah berdasarkan hasil evaluasi gagasannya. Ia suka
mengomunikasikan ide-ide dan pemikirannya untuk menyelesaikan masalah, serta
dapat melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda. | en_US |