dc.description.abstract | Ruang pribadi yang hanya digunakan untuk menyimpan benda-benda
berharga, biasanya boleh diakses oleh orang tertentu saja atau tidak sembarangan
orang bisa masuk. Sehingga dibutuhkannya system keamanan yang baik untuk
tetap menjaga dan melindungi kerahasiaan dari dalam ruangan tersebut. Banyak
system keamanan yang ditawarkan, mulai dari kunci mekanik hingga kunci
elektronik. Namun dari kedua rekomendasi tersebut masih banyak dan sering
terjadinya pembobolan system. Hal ini dikarenakan kunci mekanik atau kunci
elektronik mudah dilakukannya duplikasi atau peniruan kunci. Dengan melihat
masalah-masalah yang terjadi, muncul solusi yang ditawarkan untuk mengurangi
tingkat kelemahan pada system keamanan, yaitu system keamanan dengan
menggunakan teknologi biometrik.
Teknologi biometrik merupakan merupakan suatu teknologi terapan yang
menggunakan ciri-ciri fisik yang khas dari tubuh seseorang sebagai ukuran yang
membedakannya dengan orang lain, misalnya sidik jari, sidik mata, suara ataupun
wajah. Dalam penelitian ini diambil wajah sebagai pembeda orang satu dengan
orang yang lain. Adapun alasan menggunakan wajah karena wajah merupakan
bagian tubuh yang dimiliki pada setiap manusia. Selain itu wajah tidak mudah
untuk dilakukan manipulasi atau penduplikasian. Namun dalam hal ini
diperlukannya system untuk mengenali dan mengidentifikasi wajah tersebut.
Untuk mengidentifikasi wajah seseorang penulis menggunakan metode Triangle
Face dalam mengenalinya. Triangle face merupakan metode pengenalan wajah
dengan mendeteksi fitur-fitur jarak antar mata, jarak mata kanan kemulut, jarak
mata kiri ke mulut, jarak mata kanan ke hidung, dan jarak mata kiri ke hidung dan
membandingkannya. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu pembuatan perangkat
keras yang membantu kerja system, dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
perangkat lunak dalam pengidentifikasian wajah. Pembuatan perangkat lunak
dilakukan dengan membuat kotak penangkap citra. Kotak penangkap citra ini
dibuat dengan tujuan untuk mempermudah system dalam pengambilan citra wajah
pengguna. Selain itu juga kotak ini berfungsi sebagai pembatas jarak pengambilan
citra wajah dengan kamera pada saat pengambilan datanya. Sedangkan pembuatan
perangkat lunak dilakukan dengan beberapa tahapan. Antara lain tahap segmentasi
warna kulit, tahap lokalisasi wajah, tahap pencarian fitur-fitur wajah (mata,
hidung, dan mulut), tahap pengukuran jarak antar fitur wajah, dan diakhiri dengan
tahap pengenalan wajahnya.
Setelah pembuatan system dilakukan maka dilakukan pengujian yang
bertujuan mengukur seberapa efektif system dalam mengenali wajah seseorang
dan sekaligus mengukur seerapa besar validasi dalam mengenali wajah. Dalam
pengujian menggunakan 10 sampel dari 5 orang diperoleh hasil bahwa 1
diantaranya salah dalam pengidentifikasian, yang semuanya merupakan kesalahan
positif, yaitu orang yang seharusnya dikenali dan diijinkan mengakses ruangan
tetapi kenyataannya tidak dikenali dan ditolak. Dalam pengujian ini tidak
ditemukan kesalahan negatif yaitu kesalahan pengidentifikasian yang mana orang
yang seharusnya tidak dikenali tetapi dalam prakteknya dikenali dan diijinkan
mengakses ruangan. Dengan kata lain dapat dikatakan sistem ini memiliki tingkat
keakuratan sebesar 90 %, kesalahan positif 10 % dan kesalahan negatifnya 0 %,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem ini cukup aman untuk diaplikasikan
dalam pengaksesan ruangan. | en_US |