Show simple item record

dc.contributor.advisorHERNAWATI
dc.contributor.advisorMA'RUF, Isa
dc.contributor.authorMAYA A, Indriany
dc.date.accessioned2018-07-30T01:32:34Z
dc.date.available2018-07-30T01:32:34Z
dc.date.issued2018-07-30
dc.identifier.nimNIM152520102019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86633
dc.description.abstractMasalah gangguan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang cukup penting dalam masyarakat hal ini dikarenakan penyakit gangguan jiwa di Indonesia masih cukup tinggi, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi gangguan mental emosional sebesar 11,6% dan bervariasi di antara provinsi dan Kabupaten/ Kota (Kemenkes RI, 2013). Laporan dari Dinas Kabupaten Jember pada tahun 2014 angka kejadian gangguan jiwa sebesar 22.807 jiwa (Dinkes Jember, 2014). Pada tahun 2015 angka kejadian gangguan jiwa meningkat menjadi sebesar 54.190 jiwa (Dinkes Jember, 2015), dan pada tahun 2016 sebesar 73.778 jiwa (Dinkes Jember, 2016). Studi pendahuluan telah dilakukan di salah satu Puskesmas Kabupaten Jember, yang merupakan salah satu dengan angka pasung tinggi pada tanggal 24 Mei 2017 didapatkan data bahwa peran petugas dalam penanganan orang dengan gangguan jiwa pasung belum maksimal, berdasarkan wawancara didapatkan bahwa keluarga yang memiliki orang dengan gangguan jiwa kurang mendapatkan informasi tentang perawatan orang dengan gangguan jiwa. Peran petugas kesehatan dalam penanganan ODGJ dibagi menjadi beberapa aspek, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no.43 tahun 2016 peran petugas kesehatan terdiri dari promotif preventif, edukasi dan evaluasi dimana layanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat diberikan oleh perawat dan dokter Puskesmas di wilayah kerjanya. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus. Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive. Informan penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu informan kunci (key informan), informan utama dan informan tambahan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 1 informan kunci, 6 informan utama, dan 2 informan tambahan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode thematic content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang meliputi demografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan), sikap sudah cukup baik dan pengetahuan petugas masih kurang. Pengetahuan informan tentang kesehatan jiwa masih kurang dikarenakan informan hanya dapat menjelaskan tentang definisi ODGJ dan belum dapat menjelaskan secara lengkap dampak dari pemasungan dan langkah-langkah dalam pembebasan pasung. Informan memiliki sikap yang baik meliputi persetuan tentang adanya penyuluhan jiwa dan ketidaksetujuan terhadap tindakan pemasungan. Faktor pemungkin yaitu sarana dan prasana, sarana dalam penanganan ODGJ sebgaian besar masih kurang meliputi kurangnya media penyuluhan seperti leaflet, lembar balik dan obat-obatn yang kurang. Prasana dipuskesmas sudah tersedia karena selain pelayanan di puskesmas induk, pelayanan kesehatan jiwa ada diwilayah-wilayah (puskesmas pembantu). Faktor penguat yaitu, berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh informan menyatakan bahwa keluarga ODGJ sudah menjalankan tugas keluarga dalam upaya pencarian pengobatan meliputi pengobatan alternatif dan kesehatan. Faktor penguat didapatkan data bahwa seluruh informan menyatakan keikutsertaan lintas sektor dalam penanganan ODGJ yang ada diwilayah kerja lintas sektor yang terlibat meliputi dinass sosial, TKSK, perangkat Desa, dan babinsa. Motivasi penderita sebagian besar penderita menunjukkan motivasi untuk sembuh. Peran petugas kesehatan dalam penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) pasung meliputi promotif, preventif, edukasi dan evaluasi di Puskesmas Kabupaten Jember. Seluruh informan telah melakukan upaya promotif, preventif, edukasi dan evaluasi melalui kegiatan penyuluhan, skrining, kunjungan rumah dan pemantauan ODGJ dalam peminuman obat. Saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan petugas kesehatan jiwa di Puskesmas dapat meningkatkan kinerja dalam penanganan pasung dengan cara sosialisasi yang lebih merata pada setiap wilayah kerjanya, serta peningkatan kegiatan kunjungan rumah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries152520102019;
dc.subjectPetugas Kesehatanen_US
dc.subjectPenanganan Orangen_US
dc.subjectGangguan Jiwa (Odgj)en_US
dc.subjectPasungen_US
dc.titlePeran Petugas Kesehatan Dalam Penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (Odgj) Pasung Di Puskesmas Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record