Show simple item record

dc.contributor.advisorAbrori, Cholis
dc.contributor.advisorRiyanti, Rini
dc.contributor.authorPrasetyo, Hafid Aji
dc.date.accessioned2018-07-26T04:15:09Z
dc.date.available2018-07-26T04:15:09Z
dc.date.issued2018-07-26
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86497
dc.description.abstractKemangi termasuk tanaman obat dan memiliki banyak kandungan antioksidan dan fitonutrien. Meskipun ekstrak daun kemangi telah terbukti banyak manfaat, pada dosis tertentu suatu senyawa tetap dapat menyebabkan toksisitas dalam tubuh. Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui berapa dosis atau konsentrasi suatu senyawa yang dapat menyebabkan efek toksik dalam tubuh. Efek toksik dapat dilihat dengan nilai LD50 dan secara mikroskopik pada organ hati yang merupakan tempat pertama metabolisme senyawa asing seperti obat yang masuk dalam tubuh. Sampai saat ini belum terdapat uji toksisitas akut oral pada ekstrak etanol 70% daun kemangi (Ocimum sanctum) pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas akut oral ekstrak etanol daun kemangi dengan parameter nilai LD50 dan gambaran histopatologi hati mencit. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan penelitian post test non-equivalent control group design. Uji toksisitas akut oral dilakukan dengan metode OECD 420 (fix dose procedure). Dosis ekstrak etanol daun kemangi merupakan tingkatan fix dose: 5, 50, 300 dan 2000 mg/kgBB yang dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai kematian dan tanda toksisitas dari hewan uji. Dosis awal menggunakan dosis 2000 mg/kgBB ekstrak dan kelompok kontrol yang diberikan tween 80 sebanyak 0,01ml/20 gram mencit dengan masing-masing kelompok 5 ekor mencit. Pengamatan dilakukan secara intensif setiap 30 menit selama 4 jam pertama, setiap 4 jam selama 24 jam dan sehari sekali selama 14 hari. Tanda toksisitas yang diamati berupa perubahan aktivitas otonom hewan uji seperti piloereksi, konvulsi (kejang), tremor (gemetar), nyeri, hipersalivasi, lakrimasi dan mati. Pada uji utama dilakukan tidak terdapat ≥ 1 bukti toksisitas dan/atau ≤ 1 kematian hewan uji maka tidak dapat langsung ditentukan kisaran nilai LD50. Selain itu, tidak terdapat ≥2 hewan uji dan tidak terbukti adanya bukti toksisitas maka termasuk kategori 5 GHS. Uji pembatasan 5000 mg/kgBB tidak dilakukan untuk melindungi kesejahteraan hewan, serta memiliki relevansi langsung untuk melindungi kesehatan hewan atau manusia. Setelah 14 hari pengamatan, hewan dikorbankan dan diambil organ hati untuk dilakukan pengamatan histopatologi. Kemudian dilakukan analisis data dengan uji nonparametrik Mann-Whitney. Hasil penelitian didapatkan kisaran nilai LD50 ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum) >2000 mg/kgBB yang termasuk kategori senyawa tidak toksik. Uji Mann- Whitney menghasilkan nilai signifikansi sebesar p=0,005 (p<0,05) yang menunjukkan hasil rata-rata skoring histopatologi hati antara dua kelompok berbeda bermakna. Perbedaan ini terletak pada kelompok kontrol yang tampak normal pada histopatologi hati, sedangkan pada kelompok perlakuan tampak degenerasi hidrofik pada seluruh lapang pandang. Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum) termasuk kategori GHS 5/unclassified dimana tidak terdapat toksisitas secara akut, namun terdapat perubahan gambaran histopatologi hati mencit berupa degenerasi hidrofik pada pemberian oral akut ekstrak etanol daun kemangi 2000 mg/kgBB.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectUji Toksisitas Akut Oralen_US
dc.subjectEkstrak Etanolen_US
dc.subjectDaun Kemangi (Ocimum sanctum)en_US
dc.subjectParameter Nilai LD50 dan Histopatologi Hatien_US
dc.titleUji Toksisitas Akut Oral Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum) dengan Parameter Nilai LD50 dan Histopatologi Hatien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record