Show simple item record

dc.contributor.advisorKomariah, Cicih
dc.contributor.advisorElfiah, Ulfa
dc.contributor.authorUlfah, Ema Fawziyah
dc.date.accessioned2018-07-25T06:33:50Z
dc.date.available2018-07-25T06:33:50Z
dc.date.issued2018-07-25
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86395
dc.description.abstractKatarak merupakan kekeruhan pada lensa mata yang terjadi karena hidrasi cairan lensa atau akibat denaturasi protein pada lensa. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia maupun di dunia. WHO memperkirakan ada 96 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan akibat katarak pada tahun 2014. Hasil riset pada tahun 2013 terdapat 3 kelainan mata tertinggi di Indonesia yaitu pterygium sebesar 8,3%, kekeruhan kornea sebesar 5,5% dan katarak mencapai angka 1,8%. Katarak merupakan penyakit degeneratif dan multifaktorial. Seiring meningkatnya usia, pembentukan radikal bebas semakin meningkat. Radikal bebas akan menimbulkan reaksi patologis dalam jaringan lensa dan senyawa toksis lainnya sehingga terjadi reaksi oksidatif. Proses oksidasi ini terutama menyerang DNA, lipid, dan protein. Radikal bebas yang menyerang lipid akan menginduksi terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid akan merusak sel karena strukturnya belum stabil dan mencari pasangan elektron lainnya dari membran sel dengan cara memecah asam lemak tidak jenuh atau poly unsaturated fatty acid (PUFA) yang dapat menghasilkan malondialdehid (MDA). Konsentrasi MDA pada lensa manusia meningkat sesuai usia dan pada katarak senilis. MDA dapat digunakan untuk mengetahui derajat kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh peroksidasi lipid. Katarak hanya dapat diatasi dengan tindakan bedah. Namun pembedahan katarak memiliki beberapa resiko komplikasi yang dapat terjadi pasca operasi. Alternatif pengobatan dengan antioksidan terus dikembangkan untuk mengatasi berbagai penyakit. Antioksidan dapat ditemukan secara alami pada tumbuh-tumbuhan. Daun murbei merupakan salah satu tanaman yang kayak akan antioksidan alami karena mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, dan triterpenoid. Kandungan antioksidan dalam daun murbei bekerja melalui donor atom hidrogen dan elektron. Jenis penelitian ini adalah penelitian true experimental laboratories dengan rancangan penelitian posttest only control group design, bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun murbei terhadap kadar MDA lensa mata tikus model katarak. Penelitian dilakukan di laboratorium hewan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 35 ekor tikus putih berat 21-25 gram yang diambil secara simple random sampling. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol normal (Kn) tanpa pemberian sodium selenite dan ekstrak, kelompok kontrol negatif (K(-)) diberikan sodium selenite 25μmol/kgBB secara intraperitoneal, kelompok perlakuan 1 (K1), kelompok perlakuan 2 (K2), kelompok perlakuan 3 (K3), kelompok perlakuan 4 (K4), dan kelompok perlakuan 5 (K5) masing-masing diberikan sodium selenite 25μmol/kgBB secara intraperitoneal dan ekstrak daun murbei 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,3%, dan 0,4% pada hari ke-8 selama 14 hari. Setelah semua kelompok diberi perlakuan selama 21 hari dilakukan pengukuran kadar MDA dari lensa mata dengan metode MDA-TBA. Pembuatan ekstrak daun murbei (Morus alba L.) dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Setelah penelitian selesai, data yang didapat dianalisis secara komputerisasi. Uji statistik penelitian ini menggunakan uji komparasi. Dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk karena sampel <50 dan uji homogenitas menggunakan Levene’s Test. Data yang didapat berupa kadar MDA dengan satuan nmol/g. Hasil pengukuran rata-rata kadar MDA dan standar deviasi tiap kelompok adalah Kn 6,72 ± 0,32; K(-) 9,06 ± 0,58; K1 8,70 ± 0,54 ; K2 8,34 ± 0,41; K3 7,91 ± 0,77; K4 7,62 ± 0,41; K5 7,13 ± 0,32 . Hasil pengukuran kadar MDA lensa dianalisis dengan uji One Way Anova dan dilanjutkan uji Post Hoc dengan tes LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun murbei (Morus alba L.) memiliki efek terhadap kadar MDA dengan mencegah peningkatan kadar MDA lensa mata tikus model katarak yang diinduksi sodium selenite (p<0,05) dan dosis efektif dalam mencegah peningkatan kadar MDA lensa mata tikus model katarak ialah pada konsentrasi 0,4%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEKSTRAK DAUN MURBEI (Morus alba L.)en_US
dc.subjectKADAR MALONDIALDEHID (MDA)en_US
dc.subjectLENSA MATAen_US
dc.subjectMODEL KATARAKen_US
dc.titleEFEK EKSTRAK DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) LENSA MATA PADA TIKUS (Rattus novergicus) MODEL KATARAKen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record