Show simple item record

dc.contributor.advisorSULISTYANINGSIH, Erma
dc.contributor.advisorFATMAWATI, Heni
dc.contributor.authorSABILA, Nourma
dc.date.accessioned2018-06-28T01:45:13Z
dc.date.available2018-06-28T01:45:13Z
dc.date.issued2018-06-28
dc.identifier.nimNIM142010101046
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86033
dc.description.abstractPenelitian oleh LiverTox menunjukkan bahwa dari 671 obat-obatan yang tersedia, 353 (53%) diantaranya berpotensi hepatotoksik. Berbagai survei di dunia terhadap insidens drug-induced liver injury (DILI) dilaporkan sebesar 1:10.000 sampai 1:100.000 pasien. CCl4 dimetabolisme oleh sitokrom P-450 di hepatosit menjadi radikal bebas triklorometil (CCl3•) dan triklorometilperoksi (CCl3O2•). Produksi radikal bebas yang melebihi kapasitas tubuh menetralkannya menimbulkan keadaan stres oksidatif yang berakhir pada kerusakan selular. CCl4 dapat meningkatkan kadar TNF-α secara bermakna dalam jaringan hepar hingga 1,5 kali dibandingkan kelompok normal. TNF-α bekerja terhadap induksi inflamasi akut dan menginduksi apoptosis pada banyak sel. Rangkaian proses tersebut dapat dicegah melalui pemberian antioksidan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ekstrak Dandelion (Taraxacum officinale) memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari senyawa aktif fenol yang dikandungnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisa perbedaan ekspresi TNF-α dan gambaran histopatologi hepar tikus Wistar yang diinduksi CCl4 setelah pemberian ekstrak akar Dandelion. Jenis penelitian ini yaitu true experimental laboratories dengan rancangan post test only control group design. Sejumlah 30 ekor tikus Wistar dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu dua kelompok kontrol K(N) dan K(-), serta empat kelompok perlakuan PA, PB, PC, dan PD, yang diberi ekstrak akar Dandelion dengan dosis berturut-turut 250, 500, 750, 1000 mg/kgBB. Dalam dua minggu pertama, kelompok perlakuan diberi ekstrak Dandelion p.o setiap hari, sedangkan kelompok kontrol diberi plasebo. Pada hari ke-15, semua kelompok, kecuali K(N), diinjeksi CCl4 dosis 5,8 mg/kgBB i.p. Setelah 1 x 24 jam, hewan coba diterminasi dan dipreparasi dengan metode Imunohistokimia untuk pemeriksaan ekspresi TNF-α, dan pengecatan Hematoksilin-Eosin untuk pemeriksaan gambaran histopatologi hepar. Ekspresi TNF-α dianalisa menggunakan software ImageJ, sedangkan gambaran histopatologi hepar dianalisa berdasarkan skor Manja Roenigk. Data penelitian yang diperoleh berupa rata-rata ekspresi TNF-α dan rata-rata skor histologi hepatosit. Hasil uji One Way Anova terhadap ekspresi TNF-α menunjukkan nilai p=0,609 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik pada minimal dua kelompok. Sedangkan hasil uji One Way Anova terhadap gambaran histopatologi hepar menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada minimal dua kelompok. Dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan ekspresi TNF-α tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi CCl4 setelah pemberian ekstrak akar Dandelion (Taraxacum officinale), tetapi ditemukan perbedaan terhadap gambaran histopatologi heparnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142010101046;
dc.subjectEKSPRESI TNF-αen_US
dc.subjectEKSTRAK AKAR DANDELIONen_US
dc.titlePERBEDAAN EKSPRESI TNF-α DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI CCl4 SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR DANDELIONen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record