dc.description.abstract | Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut (Ramadhan et al., 2016). Hal ini ditunjukkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang menyebutkan bahwa prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9% dengan 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang memiliki prevalensi di atas angka nasional tersebut yaitu sebesar 28,6% (Anggraini et al., 2016).
Penyakit gigi dan mulut yaitu karies dan penyakit periodontal adalah dua penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai dan terjadi pada prevalensi yang luas serta berefek pada hampir semua populasi selama masa hidup (Sharda et al., 2009). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaporkan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 menunjukkan bahwa penyakit periodontal menduduki urutan kedua sebagai penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita penduduk Indonesia dengan jumlah 42,8% (Depkes RI, 2010).
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku (Sutjipto et al., 2013). Perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik berdampak baik pula pada kesehatan gigi dan mulut (Tuhuteru et al., 2014). Hasil Riskesdas tahun 2007 memberikan gambaran bahwa sebagian besar penduduk masih belum memiliki perilaku yang benar dalam hal menyikat gigi pada waktu yang tepat (Sutjipto et al., 2013).
Perilaku yang berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut serta perawatannya sangat penting untuk mengontrol plak pada pasien dengan penyakit periodontal. Perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut yang buruk telah dilihat sebagai faktor risiko terjadinya penyakit periodontal (Sharma et al., 2016). Kontrol plak adalah cara yang efektif untuk mengatasi dan mencegah gingivitis dan menjadi bagian penting dalam semua prosedur yang berkaitan dengan perawatan dan pencegahan penyakit periodontal. | en_US |