dc.description.abstract | Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan dalam bidang kedokteran
gigi yang merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, di mana
melibatkan jaringan keras dan jaringan lunak pada rongga mulut dan dapat
menimbulkan luka pada soket gigi. Biji kakao (Theobroma cacao Linn.)
merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat membantu proses penyembuhan
luka. Biji kakao kering yang tidak difermentasi memiliki kandungan polifenol dan
asam fenolik sekitar 12-18%. Senyawa polifenol lebih banyak didominasi oleh
gugus flavonoid yang terdiri dari kelompok pronthocyanidin sebanyak ±58%,
flavanol ±37%, anthocyanidin ±4% dan flavonol glikosida ±1%. Flavonoid
merupakan salah satu subkelas dari polifenol yang menstimulasi proses
penyembuhan luka dan memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi. Berdasarkan latar
belakang di atas penulis akan melakukan penelitian tentang efektivitas gel ekstrak
biji kakao terhadap intensitas kolagen pada penyembuhan luka jaringan lunak
soket pasca pencabutan gigi tikus wistar.
Jenis penelitian adalah experimental laboratories dengan rancangan
penelitian the post test only control group design. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Februari 2018. Sejumlah 32 ekor tikus
Wistar jantan dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu 2 kelompok kontrol dan 2
kelompok perlakuan. Kemudian dilakukan pencabutan gigi molar satu kiri bawah.
Selanjutnya pada kelompok kontrol negatif diberi gel Placebo, kontrol positif diberi
Alvogyl®, sedangkan kelompok perlakuan diberi gel ekstrak biji kakao 8% dan 16%
secara topikal. Dekaputasi dilakukan pada hari ke-3 dan ke-7 pasca pencabutan,
dilanjutkan dengan pembuatan jaringan secara histologis. | en_US |