dc.description.abstract | Surabaya merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur. Wilayah Kota
Surabaya mempunyai luas total 350,54 km². Drainase merupakan bagian penting
pada suatu kawasan. Suatu kawasan yang tertata dengan baik haruslah juga diikuti
dengan penataan sistem drainase yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga tidak menimbulkan genangan
air yang dapat menganggu aktivitas masyarakat dan bahkan dapat menimbulkan
kerugian sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek-aspek kesehatan
lingkungan tersebut. Demikian juga halnya dengan daerah kawasan jalan
Darmawangsa, Kota Surabaya, juga membutuhkan drainase buatan yang tentunya
dapat berfungsi sesuai dengan situasi kondisi daerah tersebut. Pada wilayah ini telah
ditemukan drainase buatan yang telah selesai pembuatannya dan telah difungsikan
oleh lingkungan daerah tersebut.
Pada jalan Darmawangsa kerap terjadi genangan air dan banjir yang
disebabkan karena intensitas curah hujan yang cukup deras sebab itu maka perlu
adanya evaluasi yang dilakukan aga saluran drainase kembali bekerja optimal.
Evaluasi sistem drainase ini menggunakan beberapa tahapan.
Tahapan pertama adalah menghitung debit banjir rencana. Pada tahap ini uji
konsistensi dan abnirmalotas hujan dilakukan guna mendapatkan curah hujan yang
stabil. Kemudian setelah didapat curah hujan yang konsisten dilakukan pencarian
debit banjir rencana menggunakan 4 metode, yaitu metode Normal, Log-Normal,
Gumbell, dan Log-Pearson III.
Selanjutnya melakukan uji probabilitas dengan metode Chi-Kuadrat dan
Smirnov-Kolmogorof untuk menentukan metode mana yang mendekati dengan
kondisi di lapangan. Didapat dari hasil metode Log-Pearson III yang lebih
mendekati kondisi di lapangan dan hasilnya akan digunakan untuk perhitungan
selanjutnya.
Tahap selanjutnya yaitu intensitas hujan. Intensitas hujan dicari dengan
menggunakan rumus Monobe Dikarenakan data yang tersedia adalah data hujan
harian. Kala ulang 1 tahun intensitas hujan lebih kecil dibandingan dengan kala
ulang 2, 5 dan 10 tahun. Dapat disimpulkan semakin singkat hujan berlangsung
intensitas hujan cenderung semakin tinggi dan semakin besar periode kala ulangnya
makin tinggi pula intensitasnya. Selanjutnya, dilakukan pengukuran pada lokasi
penelitian guna mendapatkan topografi sebenarnya pada lapangan.
Saluran Darmawangsa terbagi menjadi 2 wilayah yaitu saluran
Darmawangsa Utara dan Saluran Darmawangsa Selatan yang semua mengarah ke
saluran Sekunder Srikana yang berada di muara saluran drainase Darmawangsa.
Saluran Darmawangsa Utara bekerja pada area yang mencakup wilayah dengan
total luasan sebesar 305.671 m2 dan saluran Darmawangsa Selatan bekerja pada
area yang mencakup wilayah dengan total luasan sebesar 305.672 m2.
Pada tahap selanjutnya semua data yang telah didapat melalui observasi
diinput ke dalam aplikasi SWMM. Data-data tersebut meliputi Subcatchment, Rain
Gage, Long Section, Elevation, %imperv. Setelah semua data telah dimasukkan,
dilakukan Running SWMM guna mendapatkan simulasi drainase yang
menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian terjadi banjir. Hasil Running aplikasi
SWMM didapat bahwa pada kondisi yang ada dilapangan terjadi banjir yang
diakibatkan penampang drainase yang terlalu kecil. Kemudian dilakukan
perencanaan ulang untuk pergantian dimensi drainase menjadi 1,5 m × 1,5 m.
Selanjutnya disimulasikan kembali dan didapatkan hasil penampang yang
memadai. | en_US |