dc.description.abstract | Kota Malang sebagai kota layak anak diharapkan memberikan konstribusi
besar dalam pencapaian imunisasi dasar lengkap sehingga angka kejadian
Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dapat
berkurang. Penurunan pencapaian program Universal Child Immunization di Kota
Malang berdampak pada peningkatan jumlah kasus PD3I. Salah satu penurunan
pencapaian UCI di Puskesmas Arjowinangun Kota Malang berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada awal bulan Maret 2017 dalam bentuk
wawancara yaitu hasil cakupan UCI terendah diakibatkan oleh petugas imunisasi
yang tidak mendapatkan pelatihan teknis imunisasi, terlambatnya pelaporan
petugas dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Arjowinangun
Kota Malang.
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif.
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi dengan jumlah informan
sebanyak 14 informan. Informan kunci pada penelitian ini adalah Kepala Seksi
Survailans dan Imunisasi dan Kepala Puskesmas Arjowinangun. Informan utama
terdiri dari pemegang program imunisasi di Puskesmas Arjowinangun, bidan
pelaksana dan perawat serta informan tambahan pada penelitian ini adalah kader.
Metode triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini adalah petugas imunisasi belum pernah mengikuti
pelatihan teknis imunisasi, perencanaan program imunisasi sudah dilakukan yaitu
menentukan jumlah sasaran, menentukan target cakupan, menghitung kebutuhan
vaksin, dan menghitung kebutuhan alat suntik, safety box dan cold chain. Namun masih terdapat kekurangan yaitu tingginya angka jumlah sasaran yang dimiliki
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan berselisih jauh dengan jumlah bayi riil
dilapangan sehingga target cakupan yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
terlampau jauh dari data sebenarnya dilapangan dan hal itu yang membuat
Puskesmas Arjowinangun belum bisa dan sulit mencapai UCI. Pelaksanaan
program imunisasi saat ini di Puskesmas Arjowinangun belum sepenuhnya
berjalan sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dikarenakan tidak
melakukan penyuluhan kepada orangtua bayi sebelum imunisasi dilaksanakan,
adanya keterlambatan pelaporan hasil capaian imunisasi dari programmer ke dinas
kesehatan dikarenakan bidan pemegang program imuniasi ini memiliki beban
kerja rangkap, alat suntik yang telah digunakan untuk imunisasi disimpan di
dalam safety box untuk kemudian langsung diserahkan ke kesling dan selanjutnya
pemusnahan dilakukan oleh kesling yang bekerjasama dengan PT PRIA (Putra
Restu Ibu Abadi) serta belum pernah membuat berita acara penanganan limbah.
Monitoring dan evaluasi sudah dilakukan oleh Puskesmas Arjowinangun.
Puskesmas Arjowinangun diharapkan lebih meningkatkan kualitas petugas
imunisasi dengan mengikutsertakan dalam pelatihan tentang imunisasi, serta
mengadakan penyuluhan serentak di tiap awal bulan dan bidan pemegang
program imunisasi diharapkan membuat berita acara untuk penanganan limbah
sebelum limbah jarum suntik pada safety box itu serahkan ke kesling serta
memperhatikan kembali proses pencatatan dan pelaporan sehingga bisa tepat
waktu. | en_US |