Show simple item record

dc.contributor.authorZaki, Akhmad Nirman
dc.date.accessioned2018-04-25T04:07:14Z
dc.date.available2018-04-25T04:07:14Z
dc.date.issued2018-04-25
dc.identifier.nim141910101083
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85578
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan menggunakan metode perhitungan dengan grafik Power Required dan Kecepatan. Endurance maksimum pesawat diperoleh dari titik minimum kurva parabolik dari grafik tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan pada variasi temperatur ISA 0 dan ISA+20 memberikan hasil bahwa endurance pada ISA+20 lebih besar dibandingkan dengan ISA 0. Di ketinggian terbang sea level, endurance pada ISA 0 adalah sebesar 6,234 jam dan endurance pada ISA+20 adalah sebesar 6,776 jam. Hal ini terjadi karena massa jenis udara semakin menurun dengan meningkatnya temperatur, sehingga kecepatan meningkat dikarenakan massa jenis udara berbanding terbalik dengan kecepatan. Meningkatnya kecepatan akan meningkatkan endurance maksimumnya. Selain itu endurance maksimum juga dipengaruhi oleh ketinggian terbang. Endurance pesawat N219 meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian terbang. Pada variasi ketinggian terbang sea level, 5.000 ft, dan 10.000 ft menghasilkan endurance terkecil yaitu 6,234 jam pada ketinggian sea level dan endurance terbesar yaitu 8,049 jam pada ketinggian 10.000 ft. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya ketinggian pesawat menyebabkan menurunkan nilai fuel flow. Fuel flow yang semakin menurun menyebabkan bahan bakar pesawat akan semakin irit, sehingga akan meningkatkan endurance maksimum.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPrestasi Terbang Jelajahen_US
dc.subjectEnduranceen_US
dc.subjectPesawat N219en_US
dc.titleANALISIS PRESTASI TERBANG JELAJAH ENDURANCE MAKSIMUM PESAWAT N219en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record