dc.description.abstract | Teori graf merupakan salah satu bagian dari ilmu matematika yang biasa
digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
lebih mudah. Representasi visual dari graf adalah dengan menyatakan objek sebagai
noktah, bulatan, atau titik, sedangkan hubungan antara objek dinyatakan dengan
sisi atau garis. Terdapat banyak pokok bahasan dalam teori graf, salah satunya
adalah pewarnaan. Pewarnaan diartikan sebagai pemberian warna berbeda pada
setiap elemen graf sehingga tidak ada dua elemen yang bertetangga dengan warna
yang sama. Pewarnaan dibagi menjadi tiga, yaitu pewarnaan titik, pewarnaan sisi
dan pewarnaan wilayah.
Pewarnaan titik pada graf adalah memberikan warna berbeda pada setiap
titik yang bertetangga sehingga tidak ada dua titik yang bertetangga dengan warna
yang sama. Terdapat topik pewarnaan titik yang masih perlu perkembangan yaitu
Pewarnaan Lokal Titik Antimagic. Misalkan graf G = (V;E) adalah suatu graf
terhubung tak berarah yang tidak memiliki loop dan sisi ganda dengan jV j = n dan
jEj = m. Suatu fungsi bijektif f : E ! f1; 2; : : : ;mg disebut dengan pelabelan
lokal antimagic jika untuk semua uv 2 E dihasilkan w(u) 6= w(v) dimana w(u) =
P
e2E(u) f(e). Banyaknya warna minimum yang diambil dari semua warna graf G
yang dihasilkan oleh pelabelan lokal antimagic disebut bilangan kromatik la(G).
Untuk sebarang graf G, la(G) (G), dimana (G) adalah bilangan kromatik
dari pewarnaan biasa pada graf G.
Penelitian ini membahas lebih lanjut tentang pewarnaan lokal titik antimagic
pada beberapa graf sederhana dan graf hasil operasi join. Graf-graf sederhana yang
digunakan antara lain graf buku segitiga (BTn), graf gunung api (Vn). Sedangkan graf hasil operasi yang digunakan adalah graf join K1 + BTn, graf join K1 + Vn,
graf join K1 +Wn untuk n 3, graf join K2 + BTn, graf join K3 + BTn, graf join
K3 + Vn dan graf join W3 + BTn.
Dari hasil penelitian didapatkan bilangan kromatik pewarnaan lokal titik
antimagic pada graf buku segitiga (BTn) yaitu la(BTn) = 3; graf gunung api
(Vn) yaitu la(Vn) = n + 1 untuk n 2; graf join K1 + BTn yaitu la(K1 +
BTn) = 4; graf join K1 + Vn yaitu la(K1 + Vn) = 4; graf join K1 + Wn untuk
n 3 yaitu la(K1 + Wn) = 5 untuk n ganjil dan la(K1 + Wn) = 4 untuk
n genap; graf join K2 + BTn yaitu la(K2 + BTn) = 5, graf join W3 + BTn
yaitu la(W3 + BTn) = 7 dan graf join K3 + Vn yaitu la(C3 + Vn) = 6. Bilangan
kromatik pewarnaan lokal titik antimagic pada graf buku segitiga sama dengan batas
bawahnya yaitu la(BTn) = (BTn), sedangkan pada graf gunung api lebih besar
atau sama dengan batas bawahnya yaitu la(Vn) (Vn), karena graf gunung
api memiliki n titik berderajat 1. Dari semua graf join yang digunakan, bilangan
kromatik pewarnaan lokal titik antimagic-nya sama dengan batas bawahnya yaitu
la(G1 + G2) = (G1 + G2) = (G1) + (G2). | en_US |