dc.description.abstract | Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain rearing nyamuk Aedes aegypti, preparasi sampel kelenjar saliva Aedes aegypti dan ekstraksi protein total kelenjar saliva Aedes aegypti, ekstraksi protein 56 kD dari kelenjar saliva Aedes aegypti, perlakuan pada hewan coba, dan pengukuran kadar IgG. Pada perlakuan hewan coba, hewan coba dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok A yang diinjeksi Tris-Cl 0,05 M (ph 6,8), Kelompok B yang diinjeksi adjuvant dan
kelompok C yang diinjeksi protein 56 kD (0,1 μg/μl) dari kelenjar saliva Aedes aegypti + adjuvant. Injeksi tersebut dilakukan setiap dua minggu sekali selama enam minggu. Setiap dua minggu sekali dilakukan pengambilan darah pada bagian sinus orbitalis mata hewan coba. Darah yang telah diambil kemudian disentrifus untuk mendapatkan serum darah yang nantinya digunakan dalam pengukuran kadar IgG. Kadar IgG dianalisis menggunakan metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah kelompok C (protein 56 kD dari kelenjar saliva Aedes aegypti + adjuvant) memiliki nilai IgG yang lebih tinggi dibandingkan kelompok A (Tris-Cl 0,05 M (ph 6,8)) dan kelompok B (adjuvant). Kadar IgG kelompok C juga mengalami peningkatan seiring dengan semakin lama paparan dari ekstrak protein 56 kD dari kelenjar saliva Aedes aegypti yang diberikan. Sedangkan kadar IgG pada kelompok A dan kelompok B memiliki kecenderungan nilai IgG yang sama pada saat sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Kadar IgG pada kelompok C yang semakin meningkat tersebut menunjukkan bahwa adanya paparan berulang dari ekstrak protein 56 kD dari kelenjar saliva Aedes aegypti terbukti mampu meningkatkan respon imun humoral (IgG) pada mencit (Mus musculus) BALB/c. | en_US |