dc.description.abstract | Luka bakar menjadi masalah kesehatan tingkat global karena tingginya
angka kejadian luka bakar. Pada tahun 2004, tercatat 11 juta orang mengalami
luka bakar dan 310.000 orang meninggal dunia. Hal ini cukup serius dan menarik
perhatian medis karena 30% kasus luka bakar adalah pasien berusia kurang dari
20 tahun. Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menerangkan
terdapat 275 pasien luka bakar, selama bulan Januari 2011 sampai Desember
2012, dengan jumlah pasien anak sebanyak 72 pasien (26 %). Data pasti mengenai
angka kejadian luka bakar secara umum belum tercatat dengan baik di Indonesia.
Stres oksidatif yang dihasilkan oleh radikal bebas pada patogenesis luka
bakar dapat mengganggu proliferasi fibroblas pada penyembuhan luka. Proliferasi
fibroblas diinduksi oleh TGF-β yang dapat dihambat oleh stres oksidatif.
Isoflavon, utamanya genistein, yang terkandung dalam biji edamame memiliki
sifat antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan. Edamame juga memiliki
kandungan vitamin E dan vitamin A yang baik untuk kulit, serta vitamin C yang
juga memiliki sifat antioksidan. Pemberian ekstrak biji edamame diduga efektif
dalam mempercepat proses penyembuhan luka bakar dengan cara melindungi
proliferasi fibroblas dari kerusakan akibat stres oksidatif. Penelitian mengenai biji
edamame pada luka bakar belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penulis
menyusun penelitian yang berjudul “Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Edamame
(Glycine max L. Merril) terhadap Jumlah Fibroblas pada Penyembuhan Luka
Bakar Derajat II”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
ekstrak etanol biji edamame dalam meningkatkan jumlah fibroblas pada
penyembuhan luka bakar derajat II.
Penelitian ini merupakan penelitian true experimental. Desain penelitian
yang digunakan adalah post test only control group design. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Jember,
Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember,
Laboratorium Patologi Anatomi RSD Soebandi Jember, serta di Laboratorium
Biomedik Fakultas Farmasi Universitas Jember pada November-Desember 2017.
Sampel penelitian berjumlah 24 tikus model luka bakar derajat II yang dibuat
dengan menempelkan logam panas selama 5 detik pada punggung tikus yang telah
dicukur. Sampel dibagi ke dalam 6 kelompok dengan perawatan luka bakar yang
berbeda, antara lain: kelompok kontrol positif dengan pemberian silver
sulfadiazine, kelompok kontrol negatif dengan pemberian Na CMC 0,5%,
kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol biji edamame secara topikal
dosis 20%, 40%, 60%, dan 80%. Setiap kelompok diberi perlakuan selama 15
hari. Pada hari ke-16 dilakukan terminasi sampel. Jaringan kulit diambil dan
dibuat preparat menggunakan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin. Kemudian,
pengamatan preparat secara blinding dilakukan di bawah mikroskop cahaya pada
perbesaran 400x. Jumlah sel fibroblas dihitung pada 5 lapang pandang yang digeser secara zig-zag. Jumlah fibroblas dihitung pada rata-rata 5 lapang pandang
tersebut dan data dianalisis secara statistik. Pengamatan jumlah fibroblas
dilakukan dengan menggunakan piranti lunak ImageJ.
Dari hasil penelitian, didapatkan jumlah fibroblas hari ke-16 pada
kelompok yang diberi ekstrak etanol biji edamame 20%, 40%, 60%, dan 80%
berturut-turut adalah 133,45 ± 41,11, 127,25 ± 5,84, 147,2 ± 32,12, dan 99,5 ±
10,66 sel per lapang pandang. Jumlah fibroblas pada kontrol negatif sebesar
97,275 ± 10,38 sel per lapang pandang dan pada kontrol positif sebesar 147,65 ±
34,61 sel per lapang pandang.
Pada uji one way ANOVA, diperoleh nilai signifikansi 0,011 (p≤0,05)
yang berarti paling tidak terdapat perbedaan jumlah fibroblas yang bermakna
antara 2 kelompok. Analisis post hoc LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan
bermakna pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol biji edamame 20%, 40%,
dan 60% bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Pada uji korelasi Pearson
didapatkan nilai signifikansi 0,708 (p≥0,05) yang menunjukkan korelasi tidak
bermakna. Pada analisis regresi kuadratik, diperoleh nilai signifikansi 0,089
(p>0,05) yang berarti uji regresi kuadratik dapat digunakan untuk persamaan
regresi. Rumus untuk mencari dosis efektif tidak digunakan karena korelasi tidak
signifikan. Sehingga, pada uji regresi tidak didapatkan dosis efektif.
Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol
biji edamame (Glycine max L. Merril) secara topikal dapat meningkatkan jumlah
fibroblas pada penyembuhan luka bakar derajat II. | en_US |