dc.description.abstract | Mobil listrik merupakan suatu kendaraan yang digerakkan dengan motor
listrik, menggunakan energi listrik sebagi energi yang disimpan dalam baterai
ataupun tempat penyimpanan energi lainnya. Mobil listrik sedikitnya booming pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian popularitasnya meredup karena
teknologi mesin pembakaran dalam yang semakin maju dan harga kendaraan
berbahan bakar bensin yang semakin murah. Krisisnya bahan bakar minyak pada
tahun 1970-an dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat produsen
kendaraan pada mobil-mobil listrik, tapi baru pada tahun 2000-an lah para produsen
kendaraan menaruh perhatian yang serius pada kendaraan listrik. Hal ini disebabkan
karena harga minyak yang melambung tinggi pada tahun 2000-an serta banyak
masyarakat dunia yang sudah sadar akan buruknya dampak emisi gas rumah kaca.
(Daniel and Deborah Gordon, 2009).
Pada setiap kendaraan bermotor pasti mengalami gaya rolling resistance
biasanya di singkat dengan (RR), entah pada ban roda atau bantalan (bearing) yang
ada didalam tromol (hub) roda. Rolling Resistance merupakan segala gaya luar yang
berlawanan arah dengan arah geraknya roda atau benda yang menggelinding diatas
suatu jalur. Rolling Resistance adalah tahanan terhadab roda yang akan dan telah
menggelinding akibat dari adanya gaya gesekkan yang terjadi antara roda dengan
permukaan jalannya roda (Mar’iy Muslih Muttaqin, 2015). Pada dasarnya, rolling
resistance adalah momen yang digunakan roda untuk melawan arah gerakan,
setara dengan gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan roda bergerak maju
(H. Taghavifar, 2013). Rolling Resistance terjadi karena proses deformasi yang terjadi pada struktur ban, luasan kontak dan permukaan jalan. Namun dalam
prakteknya, sulit untuk menganalisis parameter yang signifikan secara rinci
karena mereka sangat berkorelasi, namun jumlah panas yang dihasilkan merupakan
indikasi dari jumlah gaya perlawanan tersebut. (M. Juhala : 2014)
Terdapat dua standar yang telah ditetapkan oleh Society of Automotive
Engineering (SAE) dan International Organization for Standardization (ISO) untuk
pengukuran rolling resistance, yaitu SAE J1269, SAE J2452 dan ISO 18164 : 2005,
ISO 28580 : 2009. Dalam dunia industri otomotif dan ban sering menggunakan
standar ini sebagai acuan untuk pengukuran rolling resistance.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya rolling
resistance antara lain :
a. Keadaan dari suatu jalur, yaitu kekerasan dan kemulusan dari permukaannya,
dimana semakin mulus permukaan jalanya maka semakin kecil pula nilai
rolling resistance dan berlaku sebaliknya.
b. Luasan kontak bearing atau roda terhadap permukaan jalur yang mengalami
gesekan dengan permukaan jalurnya.
c. Massa atau berat beban dari bearing itu sendiri yang menyebabkan gesekan
semakin besar.
d. Diameter bearing juga mempengaruhi besar kecilnya nilai dari rolling
resistance nya. | en_US |