Show simple item record

dc.contributor.advisorSujanarko, Bambang
dc.contributor.advisorM., Samsul Bachri
dc.contributor.authorSantoso, Heri
dc.date.accessioned2018-04-16T03:18:06Z
dc.date.available2018-04-16T03:18:06Z
dc.date.issued2018-04-16
dc.identifier.nimNIM 131910201089
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85353
dc.description.abstractSudut kemiringan pada sistem kolektor surya sangat mempengaruhi suhu air collector. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan sudut kemiringan pada arah timur dengan sudut 34,9o menghasilkan suhu air collector sebesar 30,04oC pada pukul 10:00 WIB. pada pukul 11:30 WIB sudut kemiringan berada pada posisi sudut 14,9o dengan suhu air collector sebesar 52,04oC dan pada pukul 12:00 WIB berada pada sudut kemiringan 7,9o dengan suhu air collector sebesar 59,87oC. Sudut kemiringan sangat mempengaruhi energi listrik yang dihasilkan. Dengan menggunakan sudut kemiringan dengan sistem tracking maka suhu air collector akan selalu stabil. Karena kolektor surya akan selalu mengikuti pergerakan matahari. Maka fluida air akan mengalami proses pemanasan dan berubah bertekanan yang dapat memutar turbin yang di kopel dengan generator dc. Dari hasil pengujian pada tanggal 16 Agustus 2017 pada sudut kemiringan sebesar 7,9o dihasilkan tekanan sebesar 3,5 psi mampu menghasilkan energi listrik sebesar 0,016 watt merupakan energi listrik terbesar yang dihasilkan dalam sistem kolektor surya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectOPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIKen_US
dc.titleOPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK SOLAR THERMAL PARABOLIC TROUGH DENGAN PENJEJAK MATAHARIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record