Show simple item record

dc.contributor.advisorNurahmanto, Dwi
dc.contributor.advisorTriatmoko, Bawon
dc.contributor.authorPrabawati, Dita Isnaini
dc.date.accessioned2018-04-06T01:42:08Z
dc.date.available2018-04-06T01:42:08Z
dc.date.issued2018-04-06
dc.identifier.nimNIM 132210101108
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85256
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam semua segi kehidupan manusia. Salah satu pemanfaatannya yaitu digunakan sebagai obat tradisional. Obat tradisional merupakan ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Saat ini obat tradisional juga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah kenaikan kadar lipid dalam darah yang melebihi batas normalnya. Hiperlipidemia ditandai dengan meningkatnya konsentrasi kolesterol darah (hiperkolesterolemia), triasilgliserol (hipertrigliserida) atau kombinasi keduanya. Produk jamu yang mengandung Daun Jati Belanda atau Kelopak Bunga Rosella sebagai antihiperlipidemia beberapa telah beredar di pasaran, namun belum ada kombinasi antara keduanya. Jamu yang mengandung ekstrak Daun Jati Belanda identik memiliki bau yang menyengat, warna yang kurang menarik dan rasa yang pahit, sehingga dapat menurunkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi. Agar meningkatkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi jamu ekstrak Daun Jati Belanda, maka diperlukan pengembangan formulasi salah satunya dalam bentuk sediaan granul effervescent. Formula granul effervescent tersebut terdiri dari sumber asam dan basa. Asam yang digunakan adalah asam tartrat, sedangkan basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat. Dilakukan optimasi jumlah asam dan basa menggunakan desain faktorial untuk mengetahui formula optimum serta interaksi antar keduanya terhadap respon. Level rendah asam sitrat yang digunakan adalah 600 mg sedangkan level tingginya yaitu 1080 mg. Level rendah natrium bikarbonat yang digunakan adalah 671,67 mg sedangkan level tinggi yang digunakan adalah 1209,01 mg. Respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelembaban dan waktu larut. Respon kelembaban dan waktu larut dianalisis menggunakan program Design Expert Trial 10.0.6 untuk memperoleh komposisi optimum sesuai kriteria. Kriteria kelembaban yang digunakan adalah 1-1,8%. Sedangkan kriteria waktu larut yang digunakan adalah 60-150 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula granul effervescent telah memenuhi persyaratan kelembaban yaitu ≤5%. Formula yang memiliki kelembaban paling rendah adalah formula b, sedangkan formula yang memiliki kelembaban paling tinggi adalah formula a. Perbedaan kelembaban tersebut dipengaruhi oleh adanya asam tartrat dan natrium bikarbonat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAsam Tartraten_US
dc.titleOPTIMASI ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT GRANUL EFFERVESCENT KOMBINASI EKSTRAK DAUN Guazuma Ulmifolia Lam. DAN KELOPAK Hibiscus sabdariffa L.en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record