dc.description.abstract | Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik akibat kelainan
sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya sehingga menimbulkan
hiperglikemia. Sekitar 5,2 juta Penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun
terdiagnosis DM pada tahun 2013 dan diperkirakan mencapai 14,2 juta pada tahun
2035. Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi diabetes tipe 1, tipe 2, gestasional,
dan tipe lain. Sebanyak 90-95% kejadian DM merupakan DM tipe 2 yang
disebabkan oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin. Salah satu penyebab
terjadinya resistensi insulin adalah akibat peningkatan oksidasi asam lemak yang
mengkibatkan gangguan pada glucose transporter 4 (GLUT 4). Produk oksidasi
dari asam lemak mengakibatkan gangguan sinyal insulin lewat fosforilasi Ser/Thr
insulin receptor substrate sehingga terjadi penurunan translokasi GLUT4 dari
sitoplasma ke membran sel.
Beras analog adalah bahan pangan olahan yang bisa dibuat dari sebagian
atau seluruh bahan non-beras sehingga komposisi beras analog dapat ditentukan
sesuai kebutuhan. Komposisi yang dapat ditambahkan salah satunya adalah serat.
Serat yang dikonsumsi akan difermentasi oleh mikrobiota usus di usus besar
menjadi short chain fatty acid (SCFA). SCFA juga memiliki efek meningkatkan
sekresi Glucagon like peptide-1 (GLP-1). Glucagon like peptide-1 memiliki efek
meningkatkan ekspresi GLUT4.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kandungan serat
pada beras analog terhadap ekspresi GLUT 4 otot rangka tikus wistar model
diabetes. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental sungguhan (true
experiment) dengan rancangan penelitian post test only control group design
(Notoatmodjo, 2012). Sampel penelitian sebanyak 24 ekor tikus wistar jantan yang
dibagi menjadi satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok
kontrol diberikan pakan standar. Kelompok PBA1 dan PBA2 diberikan pakan beras
analog dengan komposisi yang berbeda. Kelompok PB diberikan pakan beras biasa.
Data ekspresi GLUT4 dianalis uji Kruskal Wallis untuk mengetahui
perbedaan yang signifikan antar kelompok dan didapatkan nilai signifikansi
p=0,003. Uji Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang
berbeda signifikan, dari hasil uji Mann Whitney didapatkan kelompok PBA1,
PBA2, dan KO berbeda signifikan dibandingkan kelompok PB. Tidak ada
perbedaan signifikan antara kelompok PBA1 dan PBA2 terhadap kelompok KO.
Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok PBA1 dan PBA2.
Diet tinggi lemak dan Streptozotosin dosis rendah menyebabkan tikus
menjadi diabetes. Kelompok PBA1 dan PBA2 yang diberikan pakan BA1 dan BA2
dengan kandungan serat 1,77% dan 1,06% memiliki perbedaan signifikan dengan
kelompok PB yang diberi pakan beras biasa dengan kandungan serat 0,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa BA1 dan BA2 mampu meningkatkan ekspresi GLUT4
dibandingkan beras biasa. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara PBA1 dan
PBA2 menunjukkan bahwa kandungan serat 1,77% dan 1,06% belum mampu
memberikan efek peningkatan ekspresi GLUT4 yang berbeda.
Keterbatasan dalam penelitian adalah kandungan serat masih tergolong
rendah pada beras analog dan tidak dilakukan pemeriksaan SCFA dan GLP-1. Perlu
dilakukan peningkatan kandungan serat pada beras analog agar mencapai 3%
dengan penambahan sodium alginate. Perlu dilakukan penelitian untuk melihat efek
kandungan serat pada beras analog terhadap SCFA dan GLP-1. | en_US |