• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIDIABETIK DARI FRAKSI EKSTRAK DAUN BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour.) Hallier f.)

    Thumbnail
    View/Open
    Ratna Wahyu Noviasari - 121810301029_1.pdf (3.148Mb)
    Date
    2018-03-29
    Author
    Noviasari, Ratna Wahyu
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang secara global prevalensinya cukup tinggi. Kombinasi antioksidan, inhibitor α-amilase dan α- glukosidase merupakan langkah efektif dalam terapi pengobatan DM. Obat antidiabetik seperti akarbosa yang merupakan inhibitor sintetik α-amilase dan α- glukosidase memiliki efek samping pada gastrointestinal, sedangkan antioksidan sintetik seperti butil hidroksianisol (BHA) bersifat karsinogenik. Kondisi ini menyebabkan banyak usaha dilakukan saat ini untuk mencari inhibitor dan antioksidan alami yang berasal dari bahan alam. Bidara upas (Merremia mammosa (Lour.) Hallier f. merupakan bahan baku obat tradisional yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Wahyudi (2015) menunjukkan bahwa ekstrak nheksana daun Bidara upas memiliki aktivitas antioksidan dan antidiabetik paling baik dibandingkan dengan ekstrak etil asetat dan metanol, sehingga perlu dilakukan pemisahan lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan dan antidiabetik. Ekstrak n-heksana dari daun Bidara upas (Merremia mammosa (Lour.) Hallier f. difraksinasi dengan menggunakan kromatografi kolom. Kromatografi kolom merupakan salah satu metode pemisahan senyawa didasarkan pada interaksi senyawa terhadap fasa diam dan fasa gerak, dalam penelitian ini eluen yang digunakan digradien dari pelarut n-heksana, diklorometana, dan etil asetat. Aktivitas fraksi hasil kromatografi kolom sebagai antioksidan dianalisis melalui uji peredaman radikal DPPH. Radikal DPPH digunakan untuk melihat aktivitas fraksi sebagai antioksidan secara umum. Aktivitas fraksi dalam meredam radikal DPPH tersebut dilakukan pada konsentrasi fenolik yang sama dibandingkan untuk menentukan fraksi yang paling aktif sebagai antioksidan. Vitamin C digunakan sebagai standar dalam analisis antioksidan. Sedangkan aktivitas fraksi sebagai inhibitor enzim dianalisis melalui uji inhibisi α-amilase dan α-glukosidase. Fraksi yang memiliki persen penghambatan tertinggi pada α-amilase dan α-glukosidase pada konsentrasi fenolik yang sama dianggap sebagai fraksi yang paling aktif sebagai inhibitor. Akarbosa digunakan sebagai standar dalam analisis inhibisi α-amilase dan α-glukosidase. Data aktivitas antioksidan dan antidiabetik fraksi dari ekstrak n-heksana daun Bidara upas hasil kromatografi pertama dibandingkan pada konsentrasi fenolik yang sama untuk menentukan satu fraksi yang paling aktif dari total 12 fraksi yang mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetik paling tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa fraksi MM- 7 mempunyai persen peredaman radikal DPPH, penghambatan α-amilase dan α-glukosidase paling tinggi sehingga fraksi inilah yang akan direkromatografi kolom. Fraksi yang diperoleh dari proses rekromatografi kolom yaitu sebanyak 3 fraksi, selanjutnya fraksi tersebut diuji aktivitas antioksidan dan antidiabetik lagi. Aktivitas fraksi hasil rekromatografi kolom sebagai antioksidan dan antidiabetik dibandingkan untuk menentukan satu fraksi yang paling aktif dari 3 fraksi hasil rekromatografi kolom yang kemudian dipilih untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil analisis ketiga fraksi hasil rekromatografi kolom menunjukkan bahwa fraksi MM 7.3 mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetik cukup tinggi dengan nilai persen peredaman radikal DPPH sebesar 94.02 % , penghambatan α-amilase sebesar 90,03% dan penghambatan α-glukosidase sebesar 90.11 % yang mana nilai ini lebih besar dibandingkan dengan standar vitamin C yaitu 67.81% dan standar akarbosa yaitu sebesar 88.79 % (penghambatan α-amilase) dan 86.81% (penghambatan α- glukosidase). Secara keseluruhan fraksi MM 7.3 mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetik paling tinggi dibandingkan dengan standar vitamin C, akarbosa dan fraksi lainnya.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85023
    Collections
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences [3425]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository