dc.description.abstract | Sikap moral Jawa yang terdapat dalam tokoh Yudhistira. terkenal dalam ungkapan Jawa: rukun agawe santoso crah agewe bubrah, sepi ing pamrih rame ing gawe, dan sikap andhap-asor. Perwujudan dari sikap ini menimbulkan pengaruh dalam kehidupannya, yaitu ngunduh wohing pakarti. Makna ungkapan tersebut adalah, bahwa hidup di dunia ini mengalami penanggung jawaban atas tindakan yang baik dan buruk pada waktu mati kelak. Konsekuensi dari tindakan tokoh Yudhistira yang baik di dunia, membawa berkah, yaitu masuknya tokoh Yudhistira ke surga (dalam Swargarohana Parwa).
Drama (serat pedalangan) Wiratha Parwo, menelaah Yudhistira sebagai teladan manusia yang penuh dengan ajaran moral Jawa, yaitu adanya: prinsip rukun dan prinsip hormat Prinsip rukun pertama yang ada pada tokoh Yudhistira adalah rukun agawe santosa hubrah . Hal ini tercermin dalam sikap Yudhistira dalam bekerja sama mengusir musuh yang menyerang wilayah Wirata. Prinsip rukun kedua adalah sepi ing pamrih rame ing gawe. Hal ini tercermin dari sikap Yudhistira dalam mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Tindakan itu tercermin dari aktivitas untuk mengusir penjajah dari wilayah Wirata. | en_US |