dc.description.abstract | Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan salah satu tanaman dari famili Acanthaceae yang dapat digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia. Komponen kima yang terkandung dalam daun sambiloto merupakan komponen yang kompleks dapat ditentukan dengan menggunakan metode spektroskopi. Komponen kimia yang diuji pada daun Sambiloto untuk penelitian ini yaitu fenol, flavonoid, dan alkaloid total. Pada komponen kimia tersebut dilakukan penentuan kadar fenol, flavonoid, dan alkaloid total dengan menggunakan instrumen spektroskopi inframerah karena metode analisis yang umum digunakan untuk menentukan kadar fenol, flavonoid, dan alkaloid total membutuhkan tahapan analisis yang panjang dan waktu analisis yang cukup lama. Keuntungan menggunakan metode spektroskopi inframerah
diantaranya adalah bersifat non destruktif, jumlah sampel yang dibutuhkan sedikit, dapat menganalisis dengan kecepatan tinggi, tidak menimbulkan polusi, dan tidak memerlukan pelarut kimia sehingga lebih ramah lingkungan. Setelah melakukan penentuan kadar terhadap sampel daun Sambiloto akan diperoleh pengelompokkan berdasarkan tempat tumbuh. Sampel yang digunakan berjumlah 9 sampel yang berasal dari daerah Kamal, Lenteng, Pakong, Sumbersari, Sumberbaru, Jubung, Lawang, Singosari,
dan Batu. Penetapan kadar dengan metode spektroskopi inframerah dan kemometrik ini memerlukan suatu analisis data multivariat (kemometrik) untuk mengekstrak informasi spektrum yang diperlukan dari spektrum
inframerah dan menggunakan informasi spektrum tersebut untuk aplikasi kualitatif dan kuantitatif
dengan menggunakan perangkat lunak The Unscrambler X 10.2. Teknik yang digunakan
dari metode kemometrik untuk model kalibrasi (analisis kuantitatif) dan model klasifikasi (analisis
kualitatif) dalam penelitian ini masing-masing adalah Partial Least Square (PLS), Linear
Discriminant Analysis (LDA), Support Vector Machines (SVM), Soft Independent Modelling of Class
Analogies (SIMCA), dan Cluster Analysis (CA). Penetapan kadar dilakukan dengan merevalidasi model
PLS (fenol, flavonoid, dan alkaloid) yang telah terbentuk pada penelitian sebelumnya menggunakan
metode spektrofotomeri UV-Vis.
Berdasarkan hasil penelitian, revalidasi model PLS fenol dengan spektroskopi NIR memberikan hasil
terbaik dengan Hasil pengujian revalidasi menggunakan model PLS fenol, didapatkan nilai (R2 0,97,
RMSEP 0,80), revalidasi model PLS flavonoid (R2 0,98, RMSEP 1,58), dan revalidasi alkaloid
(R2 0,998, RMSEP 1,89). Model klasifikasi LDA, SVM, dan SIMCA yang
digunakan pada pengkategorian antara matriks dengan sampel dari 9 daerah memiliki akurasi sebesar
100%. Sedangkan pada model CA, sampel dibedakan menjadi dua cluster yaitu cluster A dan cluster B.
Daerah yang tergolong pada cluster A adalah Kecamatan Lenteng Pakong, Singosari, Lawang, dan Batu,
sedangkan daerah yang tergolong pada cluster B adalah Kecamatan Sumberbaru, Sumbersari, dan Jubung. | en_US |