| dc.description.abstract | Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti dengan perkembangan dunia industri yang 
semakin pesat, salah satunya industri pesawat terbang, menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan 
material komposit. Hal ini disebabkan oleh karena material komposit memiliki beberapa keunggulan 
yaitu berdensitas rendah, tahan karat, mudah dibentuk, dan ekonomis. Hal inilah yang menjadi daya 
tarik untuk dilakukannya penelitian tentang material komposit, guna menjawab tantangan perkembangan 
industri dan permintaan atau kebutuhan industri. Salah satu bagian dari bahan komposit yang sangat 
mempengaruhi karakteristik mekanik dari bahan adalah komponen serat. Pada jenis serat organik, 
kandungan lignoselulosa yang dimiliki ditengarai dapat menjadikannya sebagai komponen matriks, yang 
dapat mengikat serat cukup kuat. Melalui pengaruh temperatur pengepresan tertentu, yang diberikan 
pada saat proses sintesis bahan, dapat dihasilkan bahan komposit tanpa resin, yakni dengan 
memanfaatkan komponen ligniselulosa dari bahan serat sebagai pengikatnya, sehingga diperoleh bahan 
komposit binderless. Salah satu bahan serat yang menjadi fokus dari kegiatan penelitian yang 
diteliti adalah serat ampas tebu, yang mana keberadaannya di Jember sangat melimpah dan belum 
dimanfaatkan secara maksimal dalam industri. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan penelitian ini 
yaitu mendapatkan bahan komposit binderless berbahan ampas tebu dan mengetahui pengaruh temperatur 
sintesis terhadap kekuatan tarik dan bending serta modulus tarik dan bending material komposit 
binderless dari ampas tebu.
Pada proses sintesis bahan komposit binderless resin atau matriks yang berfungsi sebagai pengikat 
tidak perlu ditambahkan. Proses sintesis diawali dengan cara menimbang serat ampas tebu seberat 5 
gram, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan kemudian dilakukan pengepresan dengan variasi 
temperatur 80 oC, 90oC, 100oC, 110oC dan 120oC. Dari bahan komposit yang dihasilkan pada proses 
sintesis, selanjutnya dilakukan pengujian mekanik untuk mengetahui kekuatan tarik dan bending bahan 
di dalam menerima beban dengan menggunakan Tensile Machine Shimadzu Autograf AG-X 5kN.
Berdasarkan hasil pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending pada material komposit binderless 
hasil sintesis, diperoleh bahwa kekuatan tarik tertinggi didapatkan pada bahan komposit yang 
disintesis pada temperatur 90oC, yakni sebesar 8,01 MPa. Adapun kekuatan tarik terendah hasil 
sintesis yakni sebesar 2,84 MPa, diperoleh pada bahan komposit yang disintesis pada temperatur 
80oC. Kenaikan temperatur sintesis hingga 90oC, yang diaplikasikan dalam pembuatan bahan komposit, 
telah meningkatkan gaya adhesi dalam serat ampas tebu. Namun demikian, penambahan temperatur di 
atas 100oC mengakibatkan
sejumlah partikel lignoselulosa menjadi berkurang, dimana komponen lignin lepas dari permukaan 
selulosa serat, sehingga mengakibatkan gaya adhesi semakin kecil. Hal inilah yang menyebabkan 
kekuatan tarik bahan komosit binderless menurun pada saat disintesis pada temperatur >100oC. Untuk 
mengetahui sifat kekakuan bahan komposit binderless, dihitung nilai modulus elastisitas bahan, 
berdasarkan data tegangan-regangan hasil pengujian tarik bahan, menggunakan metode offset. Nilai 
modulus elastisitas tertinggi dimiliki oleh bahan sebesar 1076,75 MPa yaitu pada saat bahan 
komposit disintesis pada temperatur 100oC. Sementara itu, nilai kekuatan bending tertinggi, hasil 
pengujian kekuatan bending, terdapat pada bahan komposit binderless yang disintesis pada temperatur 
100°C, yakni sebesar 5,09
MPa.  Sintesis  bahan  dengan  temperatur  ≤  100oC  menghasilkan  karakteristik
dimana   semakin   tinggi   temperatur   sintesis   bahan,   maka   semakin   tinggi
ketangguhannya di dalam menerima beban. Adapun besarnya modulus bending bahan komposit binderless, 
dengan variasi temperatur sintesis 80°C, 90°C, 100°C, 110°C, 120°C, mengalami peningkatan dari 
temperatur sintesis 80°C sampai temperatur sintesis 100°C dan mengalami penurunan saat disintesis 
dari temperatur 1000C ke 1100C. Untuk modulus bending tertinggi ada pada temperatur sintesis 100°C, 
dengan nilai modulus bending sebesar 186,32 MPa. | en_US |