Show simple item record

dc.contributor.advisorABRORI, Cholis
dc.contributor.advisorHAIRUDIN
dc.contributor.authorFAHMA, Fath Arina
dc.date.accessioned2018-02-08T02:49:24Z
dc.date.available2018-02-08T02:49:24Z
dc.date.issued2018-02-08
dc.identifier.nimNIM132010101064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84176
dc.description.abstractTreadmill merupakan salah satu bentuk latihan fisik yang mengalami transisi penggunaan energi dari proses metabolisme aerobik menuju metabolisme anaerobik. Metabolisme anaerobik akan menghasilkan akumulasi asam laktat dan dapat menyebabkan kelelahan dan nyeri otot. Pada umumnya, nyeri ini timbul setelah latihan dan mencapai puncak pada 24 sampai 48 jam setelahnya. Secara fisiologis, akumulasi asam laktat sebagai akibat dari latihan intensitas tinggi akan dinetralkan oleh beberapa sistem penyangga dalam tubuh. Ketika kapasitas penyangga di intraseluler terlampaui, asam laktat akan berdifusi ke dalam darah. Pada saat itu, mekanisme penyangga ekstraseluler seperti sistem bikarbonat akan dirangsang. Penambahan bioavaiabilitas dari ion bikarbonat (HCO3-) ekstraseluler akan menetralisir asam yang berlebih. Natrium bikarbonat (NaHCO3) dapat berfungsi sebagai senyawa penyangga dari luar tubuh dengan menambah bioavailabilitas [HCO3-] kemudian mengikat H+ untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). H2CO3 secara reversibel diubah menjadi H2O dan CO2 oleh enzim karbonat anhidrase (CA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian natrium bikarbonat terhadap berkurangnya kelelahan dan nyeri otot setelah melakukan treadmill. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan eksperimental seri dimana sukarelawan menjadi kontrol atas dirinya sendiri. Sampel menggunakan 20 orang yang dipilih dari populasi mahasiswa tingkat sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Semua sukarelawan masuk ke dalam kelompok kontrol dan mengkonsumsi minuman jeruk yang mengandung natrium klorida 100mg/kgBB. Satu jam setelahnya sukarelawan melakukan treadmill hingga mencapai kelelahan otot maksimal. Lama waktu yang dicapai kemudian dicatat kemudian dilakukan pengukuran intensitas nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS) sesaat setelah treadmill, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah melakukan treadmill. Seminggu setelahnya sukarelawan berperan sebagai kelompok perlakuan melakukan protokol yang sama dengan mengkonsumsi minuman jeruk yang mengandung natrium bikarbonat 300mg/kgBB. Hasil penelitian ini antara lain didapatkan lama treadmill rata-rata kelompok kontrol yaitu 717 detik, sedangkan kelompok perlakuan yaitu 787 detik. Pemeriksaan intensitas nyeri yang dilakukan sesaat setelah treadmill memiliki nilai rata-rata sebesar 55,4 satuan pada kelompok kontrol dan 44,7 satuan pada kelompok perlakuan. Pada 24 jam setelah treadmill, nilai rata-rata intensitas nyeri otot kelompok kontrol adalah 4,9 satuan, sedangkan pada kelompok perlakuan adalah 4,3 satuan. Pada 48 dan 72 jam setelah treadmill, semua sukarelawan pada kelompok kontrol maupun perlakuan sudah tidak merasakan nyeri otot. Berdasarkan analisis data dengan T-paired test, pemberian natrium bikarbonat pada kelompok perlakuan meningkatkan lama treadmill dan menurunkan intensitas nyeri sesaat setelah treadmill secara signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun intensitas nyeri tunda pada kelompok perlakuan tidak menurun secara signifikan (p>0,05).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132010101064;
dc.subjectNATRIUM BIKARBONATen_US
dc.subjectKELELAHAN DAN NYERI OTOTen_US
dc.subjectTREADMILLen_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KELELAHAN DAN NYERI OTOT SETELAH MELAKUKAN TREADMILLen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record