dc.description.abstract | . Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Adapun kion-kion yang diuji adalah Klon BP 409, BP 42, Q 121, BP 961 dan BP 358 beserta persilangannya. Untuk menduga ragam yang disebobkan oleh Jaya gabung tersebut digunakan analisis dialel metoda III dari Griffing (1956). Percobaan dilaksanakan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Kebun Percobaan Kaliwing Jember.
Dari hasil penelitian ini diperoleh basil sebagai berikut
Terdapat perbedaan yang nyata antara nilai DGU, DGK, dan DGR pada sifat-sifat perakaran dan pertunasan setek serta pertumbuhan bibit. Adapun nilai DGU tertinggi terdapat pada klon Q 121 baik pada sifat-sifat perakaran dan pertumbuhan setek maupun pertumbuhan bibit, sedangkan yang terendah terdapat pada kion BP 409. Untuk nilai DGK tertinggi terdapat pada kion persilangan BP 42 X 0 121, sedangkan terendah pada kion persilangan BP 42 X BP 358. Untuk nilai DGR tertinggi pada kion BP 358 X BP 42. sedangkan terendah pada klon persiiangan BP 961 X BP 409.
Koefisien korelasi genotipe yang tinggi dan berbeda nyata antara persentase berakar dan panjang tunas setek terhadap semua parameter pertumbuhan bibit. Sedangkan untuk parameter panjang akar setek dengan parameter pertumbuhan bibit korelasinya sangat rendah sampai dengan sedang. Pada parameter jumlah akar setek korelasinya dengan parameter pertumbuhan bibit sangat rendah sampai rendah, begitu pula untuk parameter jumlah tunas setek korelasinya dengan parameter pertumbuhan bibit banyak yang bernilai negatif. | en_US |