dc.description.abstract | Disharmoni oklusi merupakan suatu keadaan patologis oklusi yang
disebabkan beberapa faktor seperti kehilangan gigi, karies, atrisi, kelainan jaringan
periodontal, bruksism, dan kebiasaan mengunyah satu sisi. Salah satu tanda
terjadinya suatu disharmoni oklusi dapat diketahui dengan berkurangnya permukaan
oklusal gigi. Disharmoni oklusi dapat menyebabkan gangguan homeostasis tubuh dan
dapat memicu kelainan sistemik seperti penyakit kardiovaskuler, kelainan pernafasan,
perubahan nutrisi, diabetes militus, abnormalitas postur tubuh dan osteoporosis.
Disharmoni oklusi merupakan stresor yang mempengaruhi fisiopsikologi seseorang
dan merangsang aktivitas neuroendokrin melalui sistem hipopituitari aksis. Hormon
glukortikoid adalah salah satu hormon yang tersekresi akibat adanya stresor. Saat
terjadi stres hormon glukortikoid akan mengaktivasi proses glukoneogenesis yaitu
mengubah asam amino menjadi glukosa yang diuraikan kedalam darah sehingga
menyebabkan perubahan kadar glukosa dalam darah. Apabila kadar glukosa dalam
darah berubah dan tidak seimbang maka dapat terjadi hiperglikemi atau hipoglikemi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar glukosa darah pada tikus
wistar yang mengalami disharmoni oklusi.
Sampel terdiri dari 5 ekor tikus (Rattus norvegicus) galur, berjenis kelamin
jantan, berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 gram. Tikus dalam keadaan
sehat. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pretest dan post test. Kelompok
tikus yang mengalami disharmoni oklusi diukur kadar glukosa darahnya hari ke-0, 3,
7, 14 dan 21. Sebelum pengambilan darah, hewan coba dipuasakan selama ± 10-12
jam. Tikus diberi perlakuan pengurangan permukaan oklusal gigi molar rahang atas. dan rahang bawah pada kedua sisi sebanyak ± 1 mm dengan menggunakan bur fissure
diamond berkecepatan rendah dan dilakukan di atas rat dental chair.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan kadar glukosa dimana
tertinggi terjadi pada hari ke-3 (103,4 mg/dL) dan terendah pada hari ke-14 (99,4
mg/dL), sedangkan hasil uji statistik One way Anova menunjukkan nilai rata-rata
kadar glukosa darah yang tidak memiliki perbedaan secara signifikan (p>0,05). Hal
ini diduga karena pengurangan oklusi hanya dilakukan satu kali dan pada kedua sisi
rahang atas dan bawah secara seimbang, sehingga memungkinkan hewan coba
beradaptasi selama adanya disharmoni oklusi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu terjadi perubahan kadar glukosa darah pada tikus yang mengalami disharmoni
oklusi. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai uji hormon yang dapat mempengaruhi kadar glukosa
darah pada tikus yang mengalami disharmoni oklusi dengan jarak waktu yang lebih
lama serta menggunakan cara disharmoni oklusi yang lain. | en_US |