Show simple item record

dc.contributor.advisorErmawati, Tantin
dc.contributor.advisorHarmono, Happy
dc.contributor.authorRachmatia, Cholida
dc.date.accessioned2017-11-20T08:23:35Z
dc.date.available2017-11-20T08:23:35Z
dc.date.issued2017-11-20
dc.identifier.nim131610101056
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83302
dc.description.abstractAterosklerosis femoralis merupakan penyakit penyempitan lumen pembuluh darah (aterosklrosis) yang terjadi pada arteri femoralis. Aterosklerosis femoralis ini merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Peripheral Arterial Occlusive Disease (PAOD) atau penyakit oklusi arteri perifer yang paling sering terjadi dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, infeksi, umur, hiperlipidemia, merokok, hipertensi, keturunan, diabetes mellitus dan sindrom metabolisme. Aterosklerosis femoralis sering terjadi karena arteri femoralis merupakan pembuluh nadi utama untuk extremitas inferior bawah. Aterosklerosis femoralis diduga berhubungan kuat dengan aterosklerosis koroner karena penyebab yang sama, yaitu infeksi. Salah satu infeksi yang paling banyak terjadi di tubuh terdapat pada rongga mulut, yaitu periodontitis. Periodontitis disebabkan oleh kelompok mikroorganisme terutama bakteri batang gram negatif dengan Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) sebagai bakteri yang paling dominan. P. gingivalis dapat masuk ke dalam tubuh yang nantinya akan menempati bagian tubuh yang cocok dengan keadaan bakteri (bakteremia). Adanya hubungan antara aterosklerosis koroner dengan aterosklerosis femoralis, banyaknya penelitian yang menjelaskan bahwa aterosklerosis dapat terjadi karena infeksi bakteri dalam rongga mulut (P. gingivalis), dan belum adanya penelitian tentang hubungan antara induksi P. gingivalis dengan lesi aterosklerosis femoralis, menimbulkan keinginan penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara induksi P. gingivalis terhadap pembentukan lesi aterosklerosis femoralis secara eksperimental. Penelitian eksperimental laboratoris pada tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) ini menggunakan rancangan the post test only control group design. Sampel penelitian adalah 8 ekor tikus wistar jantan, dengan kriteria tikus umur 3-4 bulan dan dalam keadaan sehat. Kelompok penelitian terdiri dari 2 kelompok (masing-masing terdiri dari 4 tikus), yaitu kelompok K (kelompok kontrol), dan kelompok P (kelompok periodontitis) yang dipasang wire ligature 0,5 mm dan diinjeksi 0,05 ml P. gingivalis ATCC 33277 dengan konsentrasi 0,5 McFarland (setara dengan 1,5 x 108 CFU/ml) sebanyak tiga kali perminggu selama 28 hari pada sulkus bukal gigi molar pertama rahang bawah kiri. Pada hari ke-29 tikus dikorbankan untuk diambil rahang dan femur dan femur dibuat sediaan histologis. Pembuatan sediaan histologis dilakukan dengan teknik frozen section yang dipotong secara melintang pada daerah sebelum percabangan dengan pewarnaan Picrosirius Red untuk pengamatan penebalan lapisan tunika intima-media pada dinding arteri femoralis, ateroma, disintegrasi kolagen dan pewarnaan Sudan IV Mayer’s Hematoxylin untuk pengamatan disintegrasi endotel, deposisi lipid dan fatty streak. Tahap pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya dan optilab dengan perbesaran 100x, 400x dan 1000x. Ketebalan dinding arteri femoralis dianalisis dengan Independent T-Test, sedangkan disintegrasi endotel, ateroma, disintegrasi kolagen intima, fatty streak dan deposisi lipid dianalisis dengan uji Mann-Withney. Hasil penelitian menunjukkan data ketebalan dinding arteri femoralis berdistribusi normal dan pada kelompok periodontitis dinding lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata ketebalan dinding arteri kelompok periodontitis adalah 92,675 μm dan pada kelompok kontrol adalah 64,650 μm. Hasil analisis data menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,003). Hasil persentase parameter aterosklerosis ditemukan lebih tinggi pada kelompok periodontitis yaitu pada disintegrasi endotel (100%), disintegrasi kolagen (100%), ateroma (100%), dan fatty streak (100%). Sedangkan deposisi lipid tidak ditemukan baik pada kelompok periodontitis maupun kelompok kontrol yang bisa terjadi karena sel lemak pada dinding arteri telah mengarah ke lumen menjadi fatty streak atau bisa dikarenakan kurang meratanya pewarnaan Sudan IV. Kesimpulan dari penelitian ini adalah periodontitis yang diinduksi P. gingivalis dapat menimbulkan pembentukan lesi aterosklerosis femoralis. Pembentukan lesi aterosklerosis femoralis tersebut ditandai dengan terlihatnya tandatanda lesi aterosklerosis secara histologis, meliputi terjadinya penebalan dinding arteri, adanya ateroma, disintegrasi endotel dan fatty streak yang ditemukan lebih banyak pada kelompok periodontitis dibandingkan kelompok kontrol. Penelitian eksperimental mengenai hubungan kausa efek antara P. gingivalis dan aterosklerosis femoralis ini baru pertama kali diteliti. Pada penelitian selanjutnya perlu penelitian lebih lanjut untuk mengukur tingkat keparahan periodontitis dan derajat inflamasi sistemik yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan terjadinya oral infection (Periodontitis) karena periodontitis dapat menginduksi pembentukan aterosklerosis femoralis.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectATEROSKLEROSIS FEMORALISen_US
dc.subjectPERIODONTITISen_US
dc.subjectPorphyromonas gingivalisen_US
dc.titleIDENTIFIKASI LESI ATEROSKLEROSIS FEMORALIS PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI PERIODONTITIS MENGGUNAKAN Porphyromonas gingivalisen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record