Show simple item record

dc.contributor.advisorAryadina, Dwita
dc.contributor.advisorHermansyah, Yuli
dc.contributor.authorAbdurrozzaq
dc.date.accessioned2017-11-15T08:00:56Z
dc.date.available2017-11-15T08:00:56Z
dc.date.issued2017-11-15
dc.identifier.nim122010101086
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83244
dc.description.abstractDiabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Diabetes mellitus sebagai penyakit kronik sering menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi DM tersebut diantaranya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Komplikasi diabetes mellitus mikrovaskular merupakan komplikasi dari diabetes dimana terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kecil pada tubuh. Penyumbatan pembuluh darah kecil tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan pada tubuh seperti retinopati, neuropati dan nefropati. Sedangkan untuk komplikasi makrovaskular merupakan komplikasi DM dimana terjadi penyumbatan pembuluh darah besar pada tubuh. Penyumbatan tersebut dapat menjadi masalah serius seperti stroke, penyakit jantung koroner dan gangrene. Komplikasi diabetes sering menimbulkan berbagai masalah psikologis. Salah satu masalah psikologis yang umum diderita pasien diabetes mellitus yaitu depresi. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya. Gejala penyerta tersebut meliputi perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta rasa ingin bunuh diri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, keterkaitan antara komplikasi diabetes mellitus terhadap depresi dihubungkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu meliputi faktor fisik, psikis dan lingkungan sosial-ekonomi. Selain itu menurunnya kepatuhan pasien mengikuti restriksi diet, kepatuhan minum obat, dan monitoring gula darah dapat menyebabkan diabetes tidak terkontrol yang kemudian menimbulkan depresi yang berkepanjangan pada pasien. Oleh karena merujuk pada penelitian sebelumnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara kejadian komplikasi diabetes mellitus tipe 2 dengan tingkat gejala depresi di poli penyakit palam RSD dr Soebandi Jember . Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian komplikasi diabetes mellitus tipe 2 dengan tingkat gejala depresi dan tingkat gejala depresi di RS dr. Soebandi Jember. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan individu, masyarakat ataupun institusi untuk melakukan suatu perawatan yang komprehensif, baik dari penyakit fisik maupun gangguan psikologisnya. Pada penelitian ini telah dilakukan uji kelayakan oleh komisi etik kedokteran dan memperoleh perizinan di RSD dr Soebandi. Pengambilan data dilakukan oleh seseorang yang kompeten yang sebelumnya sudah memperoleh pembimbingan dokter spesialis jiwa. Proses pengambilan data dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSD dr. Soebandi Jember selama bulan Oktober tahun 2016. Beberapa instrument digunakan dalam penelitian ini termasuk kuisioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Setelah melakukan pengambilan data, data akan diolah dan diuji menggunakan software SPSS untuk mengetahui hasil korelasi dari penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 91 responden. Pengujian normalitas menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov ini didapatkan hasil P > 0,05 sehingga dapat ditentukan bahwa distribusi data tidak normal. Selain itu, pengujian menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan hasil p = 0,042 dimana p < 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa komplikasi DM tipe 2 memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat depresi dengan kekuatan lemah , karena koefisien korelasi p= 0,214. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin berat komplikasi dari diabetes mellitus tipe 2, maka akan semakin tinggi tingkat gejala depresi. Sedangkan untuk tingkat gejala depresi, pada penelitian ini memiliki prevalensi yang besar yaitu sebesar 45% jika dibanding dengan prevalensi pada orang awam.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDIABETES MELLITUS TIPE 2en_US
dc.subjectDEPRESIen_US
dc.titleHUBUNGAN KEJADIAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN TINGKAT GEJALA DEPRESI DI RSD dr SOEBANDI JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record