dc.description.abstract | Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang sebagian
besar terjadi di Negara berkembang salah satunya ialah Indonesia. Kasus ini terjadi di
sebagian besar wilayah Jawa Timur salah satunya Kabupaten Jember. DBD
merupakan penyakit infeksi oleh virus Dengue (DENV) yang ditularkan melalui
vektor primer yaitu nyamuk Aedes aegypti betina melalui proses bloodfeeding.
Pencegahan dan pengontrolan virus Dengue tergantung pada pengendalian terhadap
vektor nyamuk tersebut. Pengendalian terhadap vektor Dengue telah dilakukan
dengan berbagai cara salah satunya fogging yang menggunakan insektisida.
Penggunaan insektisida yang terus menerus telah menyebabkan nyamuk menjadi
resisten. Jika nyamuk telah resisten maka kemampuan beradaptasinya semakin tinggi.
Resistensi pada nyamuk kemungkinan besar terjadi karena mutasi pada struktur
genetik Aedes aegypti yang dapat mempengaruhi keanekaragaman. Semakin tinggi
tingkat keanekaragaman genetik organisme, maka semakin dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan. Populasi Aedes aegypti tinggi menunjukkan
keanekaragaman genetiknya juga tinggi. Sehingga pengendalian dengan cara apapun
tidak akan efisien. Pada penelitian ini dilakukan Karakterisasi morfologi dan
molekuler dari Aedes aegypti asal kecamatan Puger, Arjasa, Tempurejo dan
Kaliwates.
Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini antara lain landing larva
nyamuk Aedes aegypti pada masing-masing kecamatan Puger, Arjasa, Tempurejo dan
Kaliwates. Koleksi dan rearing skala laboratorium, karakterisasi morfologi dan identifikasi spesies nyamuk dewasa Aedes aegypti, ekstraksi DNA genom dari larva
isofemale instar IV, dan amplifikasi PCR DNA ITS2 Aedes aegypti.
Hasil penelitian menunjukkan karakter morfologi larva dan nyamuk dewasa
Aedes aegypti asal keempat kecamatan menunjukkan hasil yang sama. Larva Aedes
aegypti memiliki karakter morfologi yaitu terdapat sepasang rambut pada bagian
kepala (chepal), terdapat duri yang panjang pada dada, dan bagian perut (abdomen)
mempunyai corong udara (siphon) yang terdapat sepasang rambut pada segmen
terakhir. Kemudian karakter morfologi nyamuk Aedes aegypti yaitu pada bagian
skutum terdapat dua garis putih sejajar di bagian dorsal tengah yang diapit oleh dua
garis lengkung putih, dan pada bagian anterior kaki Aedes aegypti di bagian femur
kaki tengah terdapat strip putih yang memanjang. Vektor Dengue Aedes aegypti
betina memiliki sepasang antena pilose (berambut panjang), ukuran palpus maxilaris
lebih pendek dari pada proboscisnya dan memiliki sayap yang lebih panjang daripada
sayap Aedes aegypti jantan. Sedangkan karakter molekuler yaitu berdasarkan marker
molekuler sekuen DNA pengkode ITS2 (Internal Transcribed Spacer 2) nyamuk
Aedes aegypti asal keempat kecamatan tersebut memiliki ukuran yang sama yaitu
perkiraan sebesar 380 pb. | en_US |