SURVEI TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Menyusui menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu proses yang normal untuk bayi 
karena Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan 
bayi (WHO, 2002). Pemerintah Indonesia mempunyai capaian target dalam program pemberian ASI 
eksklusif sebesar 80% di setiap tahunnya (Sriningsih, 2011). Namun, berdasarkan laporan pada tahun 
2013 cakupan pemberian ASI eksklusif nasional hanya mencapai 54,3% (Kemenkes RI, 2014).
Pada masa menyusui seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang 
membutuhkan penggunaan obat, sehingga banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat yang dapat 
memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui (Depkes RI, 2006). Beberapa obat 
dengan karakteristik tertentu dapat bercampur ke dalam ASI. Karakteristik yang dimaksud antara lain 
adalah obat yang mudah larut dalam lemak, obat yang memiliki berat molekul (BM) kecil, obat yang 
terionisasi, dan obat yang berikatan lemah dengan protein plasma (Lee, 2007). Tingkat pengetahuan 
ibu menyusui akan keamanan obat merupakan faktor yang penting untuk menjaga keselamatan bayi selama 
menyusui. Apabila ibu menyusui memiliki tingkat pengetahuan yang baik akan keamanan obat sepanjang 
menyusui, maka bayi dapat terhindar dari bahaya efek samping obat.
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain cross sectional terhadap 100 orang ibu 
menyusui di tujuh Kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Sampel dipilih menggunakan 
teknik purposive sampling. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu dilakukan 
uji validitas (face validity dan content validity) serta uji reliabilitas yang dilihat dari hasil 
uji Split-half alpha (α) yaitu sebesar 0,78 (α > 0,7) yang berarti kuesioner mempunyai reliabilitas 
tinggi. Instrumen penelitian ini dikatakan valid karena sudah mampu mengungkapkan apa yang hendak 
diukur.
Kategori tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang keamanan obat dibagi menjadi 3, yaitu kategori 
rendah, sedang, dan tinggi. Acuan untuk kategori tersebut, diambil dari nilai rata-rata ± SD 
pengetahuan ibu menyusui. Analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata ± SD yaitu sebesar 6,5 ± 
2,4, sehingga untuk nilai di antara 4,1-8,9 termasuk dalam kategori sedang. Nilai <4,1 termasuk ke 
dalam kategori rendah dan nilai >8,9 termasuk ke dalam kategori tinggi. Hasil penelitian 
menunjukkan bahwa ibu menyusui yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebesar 20%, tingkat 
pengetahuan sedang sebesar 57%, dan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 23%.
Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa terdapat ibu menyusui yang menggunakan obat dengan 
kategori satu menurut WHO, (2013) yaitu amoksilin, asam mefenamat, dektrometorpan HBr, ibuprofen, 
parasetamol, dan tetrasiklin.  Ibu  menyusui  yang  menggunakan  obat  dengan  kategori  dua  yaitu
asetosal dan efedrin HCl, sehingga ibu menyusui tetap perlu memantau adanya efek samping obat pada 
bayi. Obat yang digunakan ibu menyusui dengan kategori tiga adalah klorfenamin, jika memungkinkan 
obat tersebut sebaiknya dihindari dan perlu dipantau adanya efek samping obat pada bayi.
Peneliti melakukan analisis antara variabel-variabel yang ada terhadap tingkat pengetahuan ibu 
menyusui menggunakan analisis Fisher’s exact test. Berdasarkan nilai yang diperoleh, terdapat tiga 
variabel yang menunjukkan adanya hubungan, yang dinyatakan dengan nilai p<0,05. Ketiga variabel 
yang memiliki hubungan terhadap tingkat pengetahuan pada ibu menyusui adalah pendidikan (p=0,046), 
pekerjaan (p=0,008), dan pelayanan informasi (p=0,011).
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1575]
