dc.description.abstract | Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui aplikasi sensor TGS
2611 pada alat pendeteksi gas metana dan diaplikasikan untuk mengukur sebaran
gas metana di TPA Pakusari Jember. Alat yang dibuat untuk mendeteksi
keberadaan gas metana yaitu terdiri dari sensor TGS 2611 yang dirangkai dengan
Arduino Uno dan LCD. Keluaran yang dihasilkan dari sensor berupa nilai
tegangan yang merupakan sinyal analog, maka sinyal tersebut harus dirubah ke
bentuk digital melalui pin A0 yang merupakan input analog dari mikrokontroller
arduino. Pin input analog tersebut memiliki rangkaian ADC di dalamnya, dengan
resolusi ADC sebesar 10 bit. Rangkaian ADC (analog to digital converter) adalah
rangkaian pengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sedangkan resolusi 10
bit tersebut artinya untuk tegangan masukan 0–5 volt, nilai digital yang dihasilkan
memiliki jangkauan nilai dari 0–1023. Sinyal analog yang sudah dikonversi ke
bentuk digital ditampilkan pada LCD. Untuk menguji sensor yang digunakan
dapat berfungsi atau tidak, maka dilakukan pengujian sensor dengan cara
memasukkan gas butana ke dalam sebuah pet suntik yang di dalamnya dipasang
sensor TGS 2611. Volume ruang pet suntik divariasi dan jumlah gas butana dibuat
tetap. Perubahan tegangan sensor diamati.
Metode penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi sebaran gas metana
yaitu setelah sistem alat yang dirancang sudah dapat berfungsi dengan baik maka,
selanjutnya alat tersebut digunakan untuk mendeteksi sebaran gas metana di TPA
Pakusari. Penelitian dilakukan di Kavling 2 bagian sampah yang masih baru. Dari
wilayah tersebut diambil sampel wilayah seluas 24,5 x 35 meter2 yang kemudian
dibagi menjadi 8 lintasan dan setiap lintasan memiliki 11 titik pengukuran. Jarak
antara titik 1 dengan yang lainnya yaitu 3,5 meter. Pengambilan data dilakukan
dengan meletakkan sensor secara langsung di atas tumpukan sampah kemudian
nilai tegangan yang muncul pada layar LCD diamati perubahannya. Data yang
didapat dari penelitian dinormalisasi yang kemudian dibuat grafik countur 2
dimensi dengan menggunakan aplikasi Matlab. Pola grafik yang dihasilkan
dianalisis pola persebarannya.
Hasil pengujian sensor TGS 2611 yaitu, ketika volume pet suntik 20 ml
nilai tegangannya 2,27 volt dan ketika volume pet suntik 50 ml nilai tegangan
sensor 1,60 volt. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jumlah
volume ruang di dalam pet suntik menyebabkan nilai tegangan sensor semakin
kecil. Hal ini dikarenakan semakin besarnya ruang di dalam pet suntik
menyebabkan pergerakan gas semakin luas sehingga gas yang mengenai sensor
akan semakin berkurang hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya nilai
tegangan sensor. Dengan demikian sensor sudah dapat mendeteksi keberadaan gas
dengan baik. Selanjutnya, hasil dari pengukuran menunjukkan gas metana tidak
tersebar secara merata atau tersebar secara acak. Hal ini disebabkan karena
komposisi sampah yang tidak sama dan ketinggian sampah yang tidak teratur di
setiap titik pengukuran. Lokasi yang memiliki konsentrasi gas metana terbesar
berada pada daerah tumpukan sampah organik limbah pasar yang memiliki nilai
tegangan 1,3 volt. Pada tahap ini sampah organik sedang mengalami proses
pembusukan, oleh sebab itu gas metana yang dihasilkan di permukaan besar.
Sedangkan konsentrasi gas terendah berada pada daerah tanah yang berada di tepi
sehingga konsentrasi gas yang terdeteksi sangat kecil yang memiliki nilai
tegangan 0,23 volt, merupakan daerah tanah sehingga konsentrasi gas yang
terdeteksi sangat kecil atau hampir tidak ada gas metana karena nilai tegangan
yang terukur beda tipis dengan nilai tegangan yang terukur pada ruang tanpa ada
gas metana yaitu 0,22 volt. | en_US |