Show simple item record

dc.contributor.advisorRATNANINGSIH, Anik
dc.contributor.advisorTRISIANA, Anita
dc.contributor.authorMARTHEA, Randa
dc.date.accessioned2017-10-20T02:42:21Z
dc.date.available2017-10-20T02:42:21Z
dc.date.issued2017-10-20
dc.identifier.nimNIM131910301010
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82377
dc.description.abstractKetepatan penggunaan waktu adalah tolok ukur kesuksesan sebuah proyek. Ketepatan penggunaan waktu tercapai jika proyek selesai sesuai rencana atau lebih cepat dari rencana. Pelaksanaan aktivitas proyek sering terjadi keterlambatan. Keterlambatan pelaksanaan proyek membuat gedung selesai tidak tepat waktu, sehingga pengembang kehilangan nilai kompetitifnya dan akhirnya akan kehilangan peluang pasar. Jika bangunan lebih cepat dioperasikan, maka investasi proyek akan segera kembali, untuk mempercepat proyek dapat dilakukan percepatan/time reduction. Metode yang paling sesuai untuk melakukan time reduction pada bangunan gedung adalah metode fast track. Fast tracking merupakan metode percepatan dengan melakukan pekerjaan secara tumpang tindih/paralel. Tumpang tindih pekerjaan dilakukan dengan cara membuat waktu mulai pekerjaan lebih cepat dari waktu normalnya. Penerapan metode fast-track tentunya berpengaruh terhadap alokasi sumber daya proyek. Meski tujuan utama dari metode fast track adalah mereduksi waktu, tapi pertimbangan terhadap perubahan alokasi sumber daya perlu dilakukan. Proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon Surabaya dipilih sebagai studi kasus karena penjadwalannya ada hubungan antar pekerjaan yang masih seri. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada proyek yaitu gambar rencana, time schedulle, dan bill of quantity. Langkah pertama pengolahan data yaitu menyusun jaringan kerja berupa diagram balok menggunakan Ms. Project 2007. Langkah kedua yaitu mencari lintasan kritis. Selanjutnya melakukan fast tracking pada pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis. Pada penelitian ini running data dilakukan sebanyak 4 kali karena tidak ditemukan lintasan kritis baru setelah running keempat. Lalu menghitung waktu dan alokasi sumber daya baru. Tahap terakhir yaitu membandingkan waktu dan alokasi sumber daya penjadwalan normal dengan penjadwalan hasil fast track. Running pertama pada lintasan kritis penjadwalan normal yaitu pekerjaan kolom, balok, dan plat zona T2. Running kedua pada lintasan kritis hasil fast track 1 yaitu pekerjaan kolom, balok, dan plat zona T1. Running ketiga dilakukan pada lintasan kritis fast track 2 yaitu pekerjaan shearwall 2. Running keempat pada lintasan kritis running 3 yaitu pekerjaan shearwall 1. Running keempat membuat proyek dapat diselesaikan pada minggu ke-44 atau 15 minggu lebih cepat dari penjadwalan normalnya. Awal April 2017 sampai 04 Juni 2017 kebutuhan pekerja sebesar 78 sampai 100 pekerja. Selanjutnya kebutuhan pekerja sebesar 66 sampai 111 pekerja. Hasil analisis membuktikan bahwa fast tracking dapat mereduksi waktu 15 minggu atau 25,85 % dan jumlah pekerja yang dibutuhkan perhari lebih banyak dari penjadwalan normal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries131910301010;
dc.subjectPROYEKen_US
dc.subjectMETODE FAST TRACKen_US
dc.titlePERENCANAAN PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE FAST TRACK (STUDI KASUS: PROYEK TOWER CASPIAN GRAND SUNGKONO LAGOON)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record