Show simple item record

dc.contributor.advisorYULIATI, Lilis
dc.contributor.advisorJUMIATI, Aisah
dc.contributor.authorSANTOSO, Rizki Aji
dc.date.accessioned2017-10-19T02:42:22Z
dc.date.available2017-10-19T02:42:22Z
dc.date.issued2017-10-19
dc.identifier.nimNIM130810101003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82258
dc.description.abstractGlobalisasi telah menyebabkan banyak negara sepakat untuk membentuk integrasi ekonomi baik dalam sekala regional, inter-regional, maupun dalam skala global. Tujuannya adalah terkait dengan relaksasi kebijakan dalam mempermudah, dan memperlancar hambatan-hambatan yang terjadi dalam aktivitas lalu lintas perdagangan dan arus modal internasional. Selain itu, tujuan lain mengenai urgensi dari integrasi ekonomi adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan negara-negara yang menjadi anggota maupun bukan anggota, yaitu melalui kerja sama ekonomi, sosial, dan politik. Sebagai negara dengan perekonomian terbuka, salah satu bentuk integrasi ekonomi dalam skala regional adalah dengan terlibatnya Indonesia dengan ASEAN, yakni bentuk integrasi dari negara-negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Hingga saat ini, kerja sama negara-negara di kawasan ini telah melahirkan berbagai kebijakan. AEC (ASEAN Economic Community) adalah salah satu pilar dari tiga pilar yang digunakan untuk mencapai visi ASEAN. Salah satu pilar yang tercantum dalam AEC adalah menjadikan ASEAN sebagai kawasan single market and production base, dimana di dalam pilar ini terdapat beberapa elemen yaitu terkait dengan aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, tenaga kerja dan lain-lain. Perdagangan dan investasi merupakan dua variabel dalam aktivitas bisnis internasional yang diyakini memiliki hubungan kausal. Tingginya intensitas perdagangan di antara dua negara bukan tidak mungkin akan menyebabkan perpindahan faktor produksi berupa tenaga kerja dan modal. Sebagai gambaran, semakin intensnya aktivitas ekspor ke suatu negara akan menyebabkan negara eksportir tersebut membuka cabang produksi di negara importir tersebut berupa investasi langsung dalam jangka panjang. Tujuannya tak lain adalah untuk mengurangi hambatan berupa biaya transportasi yang timbul dari aktivitas perdagangan. Dalam fenomena tersebut, hubungan antara investasi luar negeri (outward FDI) akan menurunkan atau menggantikan (substitusi) ekspor. Pada contoh kasus lain, hubungan antara investasi dan perdagangan tidak hanya berperilaku substitusi, tetapi juga dapat berperilaku komplementer, atau bahkan memiliki hubungan substitusi dan komplementer. Hubungan di antara kedua variabel ini pun memiliki penjelasan teoritis dan bukti temuan empiris yang mendukungnya. Berbagai pendekatan dan model digunakan sebagai alat untuk membukti hubungan kausal di antara keduanya dan menggambarkan aliran perdagangan/modal. Hingga saat ini, perkembangan teori dan penelitian telah menghasilkan sebuah konjektur baru yang disebut dengan pendulum gravity model. Sebuah kerangka model yang digagas oleh Liu et al. (2016) untuk menggambarkan hubungan antara outward FDI dan ekspor. Model gravitasi yang bersifat dinamis ini merupakan pengembangan dari model gravitasi konvensional yang bersifat statis. Menurut model ini, hubungan antara outward FDI dan ekspor akan tergantung pada tingkat perkembangan outward FDI. Tingkat perkembangan outward FDI dicirikan oleh kemajuan produktivitas, teknologi, dan perbedaan faktor endowment yang dicirikan oleh rasio ekspor terhadap outward FDI. Menurut konjektur ini, outward FDI dan ekspor diduga bersifat komplementer jika rasio ekspor terhadap outward FDI lebih besar (pada tahap awal outward FDI). Sebaliknya, pada tahap outward FDI yang telah mature, jika rasio outward FDI terhadap ekspor yang lebih besar, maka hubungan di antara keduanya diduga substitusi. Liu et al. (2016) menemukan bahwa hubungan antara ekspor dan outward FDI dari negara berkembang ke negara maju pada awalnya berperilaku komplementer, namun dalam jangka panjang akan berubah/bergerak menuju substitusi seperti pergerakan pendulum yang berayun. Sedangkan ekspor dan outward dari negara maju ke negara berkembang ditemukan bersifat substitusi. Perdebatan hubungan di antara kedua variabel telah menarik beberapa peneliti untuk membuktikan bagaimana sebenarnya pola hubungan di antara keduanya. Penelitian yang mencoba ingin membuktikan keterkaitan antara FDI dan perdagangan pun sudah banyak dilakukan di luar negeri dan di Indonesia. Namun, penelitian mengenai keterkaitan antara outward FDI dan ekspor masih jarang dilakukan di Indonesia. Berdasarkan pentingnya hubungan di antara keduanya yang dapat memengaruhi kebijakan terhadap berlangsungnya investasi dan perdagangan, serta berdasarkan latar belakang yang ada, beberapa temuan empiris yang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini mencoba untuk mengkaji apakah konsep dari pendulum gravity model berlaku juga pada kasus Indonesia yang masih tergolong negara berkembang, dengan negara mitra dagang terbesar yang diklasifikasikan sebagai negara maju. Menggunakan data panel dinamis, berupa data tahunan yang dimulai pada tahun 2000 sampai tahun 2015 dari 4 negara mitra dagang terbesar Indonesia yaitu Jepang, China, Amerika Serikat, dan Singapura, penelitian ini diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah GMM panel. Hasil estimasi GMM panel menunjukkan bahwa outward FDI dan ekspor dari Indonesia ke negara mitra dagang berpengaruh positif namun tidak signifikan secara statistik. Hasil estimasi telah sesuai dengan sign hipotesis yang berperilaku komplementer namun tidak signifikan. Ekspor Indonesia dipengaruhi secara positif oleh GDP riil negara mitra dagang, jarak geografis di antara keduanya, dan berkorelasi positif dengan nilai ekspor Indonesia pada periode sebelumnya. Penyebab tidak ada kaitannya outward FDI Indonesia dengan ekspornya adalah terkait dengan masih sedikitnya aktivitas outward FDI Indonesia akibat belum kompetitifnya perusahaan yang yang melakukan proses internasionalisasi. Hasil estimasi antara outward FDI dari negara mitra dagang ke Indonesia menunjukkan bahwa ekspor negara mitra dagang dipengaruhi secara positif oleh GDP riil negara Indonesia, dan nilai ekspor negara mitra dagang pada periode sebelumnya. Sedangkan outward FDI, jarak geografis, dan nilai tukar riil Indonesia berkorelasien_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130810101003;
dc.subjectKONJEKTUR PENDULUMen_US
dc.subjectGRAVITY MODEL PADA FOREIGN DIRECT INVESTMENTen_US
dc.subjectPERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIAen_US
dc.titlePENGUJIAN KONJEKTUR PENDULUM GRAVITY MODEL PADA FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIAen_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record