dc.description.abstract | Remaja merupakan sebuah potensi dan bagian dari solusi suatu bangsa.
Remaja memiliki potensi untuk menjadikan suatu bangsa menjadi maju. Hal
tersebut menuntut perhatian serius yang perlu diberikan terhadap remaja.
Diantaranya adalah pentingnya pendidikan dan pemantauan pada remaja. Remaja
sebagai masa transisi anak-anak menuju dewasa sangat rentan terhadap dinamika
lingkungannya. Hal tersebut kemudian menimbulkan gejolak pada diri remaja
yang berpengaruh terhadap perilakunya. Remaja dituntut memiliki keterampilan
mengontrol diri agar perilaku yang dimunculkan dapat diarahkan kepada hal
positif. Keterampilan tersebut dapat terwujud melalui keyakinan yang mantap
pada diri remaja, atau yang disebut dengan efikasi diri. Efikasi diri mengacu pada
keyakinan akan kemampuan individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan
kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi. Motivasi
dalam efikasi diri digunakan untuk memprediksikan kesuksesan atau kegagalan
yang akan dicapai oleh seseorang.
Transisi pada remaja tidak hanya terjadi pada aspek psikososial, secara
fisiologis remaja juga mengalami transisi salah satunya adalah kematangan
reproduksi. Secara umum, remaja akan menunjukkan berbagai perubahanperubahan
pada organ reproduksinya dan pada usia tersebut remaja memerlukan
relasi untuk mencapai kepuasan seksual. apabila hal tersebut tidak diimbangi
dengan kemampuan mengontrol diri, maka akan timbul berbagai permasalahan.
Tidak jarang remaja kemudian menjadi terjerumus karena tidak memiliki
keterampilan tersebut. Salah satu dampaknya yang cukup signifikan adalah,
perlaku seksual menyimpang. Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI)
menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan perilaku seksual dari tahun 2007 hingga ahun 2012 sebesar 0,8%, kemudian terus meningkat sebanyak 3,8% di tahun
2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri
dengan motivasi seksual remaja di SMA Muhammadiyah 3 Jember. Data
penelitian ini diambil pada tanggal 20 April – 23 April 2017. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden yang sudah terpilih menjadi responden melalui skrining dan telah
menandatangani inform consent. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif
analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah 3 Jember baik kelas X,
XI ataupun kelas XII dengan sampel sebanyak 102 responden. Sampel didapatkan
menggunakan Pusrposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah
Spearman rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α < 0,05).
Hasil analisis univariat didapatkan dari 20 responden dengan efikasi diri
sedang, ada sebanyak 18 responden (17,6%) memiliki motivasi seksual yang
rendah, sedangkan dari 82 responden dengan efikasi diri tinggi, ada sebanyak 79
(77,5%) responden memiliki motivasi seksual yang rendah. Berdasarkan data
tersebut, terlihat kecenderungan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka akan
semakin rendah motivasi seksualnya. Hasil uji statistik Spearman rank
menunjukkan nilai p value 0,041 yang artinya p value lebih kecil dari nilai alpha
sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri
dengan motivasi seksual remaja di SMA Muhammadiyah 3 Jember.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, adanya hubungan negatif yang
signifikan antara efikasi diri dengan motivasi seksual remaja yang diartikan,
semakin tinggi keyakinan remaja akan kemampuannya mengontrol dirinya dalam
situasi seksual, maka semakin rendah motivasi remaja dalam berperilaku seksual.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi bagi perawat untuk peningkatan
promosi kesehatan pada remaja terkait bagaimana berperilaku seksual yang sehat
dan upaya untuk menghindari perilaku seksual yang berisiko ataupun sakit
melalui peningkatan efikasi diri seksual. | en_US |