dc.description.abstract | Tetes tebu merupakan salah satu media untuk produksi alkohol secara
komersial pada industri fermentasi alkohol. Industri menggunakan substrat
dengan konsentrasi gula 16-18%, jika lebih tinggi dari 18% akan menyebabkan
tekanan osmotik sehingga dapat mengurangi efisiensi proses fermentasi. Oleh
karena itu, pada penelitian ini diisolasi yeast osmofilik asal tetes tebu. Penelitian
ini bertujuan untuk (1) mengisolasi yeast osmofilik asal tetes tebu (2)
mengkarakterisasi morfologi dan fisiologi, serta mengidentifikasi molekuler yeast
osmofilik asal tetes tebu.
Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan tetes tebu
dan pengukuran brix tetes tebu menggunakan refraktometer. Isolasi isolat yeast
osmofilik dilakukan dengan metode sebar pada media MEA. Purifikasi isolat
yeast dilakukan dengan metode gores pada media MEA. Isolat yeast osmofilik
dikarakterisasi morfologi dan fisiologinya serta dilakukan identifikasi molekuler.
Karakterisasi morfologi meliputi pengamatan makroskopis (bentuk dan warna
koloni) dan pengamatan mikroskopis (bentuk sel dan tipe pertunasan).
Karakterisasi fisiologi meliputi uji suhu pertumbuhan, pH pertumbuhan,
kemampuan tumbuh pada substrat tetes tebu dengan brix 14°, 24° and 34°,
kemampuan produksi alkohol dan pola fermentasi menggunakan kit API 20C
Aux. Identifikasi molekuler meliputi ekstraksi DNA menggunakan kit PrestoTM
Mini gDNA Yeast Kit (GBY100), pengukuran kuantitas dan kualitas DNA
menggunakan Nanodrop Genomic DNA, amplifikasi PCR menggunakan primer
ITS 1, ITS 4 dan KAPA Taq Extra HotStart Kit, elektroforesis menggunakan gel
agarose 1% dan DNA Ladder 100 bp, sekuensing DNA secara bi-directional
sequencing dan analisis filogenetik dengan metode neigh-borjoining (NJ).
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat 2 isolat yang berhasil
diisolasi yaitu isolat A dan B, dan dilakukan purifikasi untuk mendapatkan koloni
tunggal. Isolat A dan B memiliki karakteristik morfologi yaitu isolat A dan B
memiliki bentuk koloni bulat dan berwarna putih, isolat A memiliki bentuk sel
bulat dan pertunasan dengan tipe multilateral; sedangkan isolat B memiliki bentuk
sel silinder dan pertunasan dengan tipe multilateral. Isolat A dan B memiliki
karakteristik fisiologi yaitu isolat A memiliki kemampuan tumbuh pada suhu
30°C; pH 5; kemampuan tumbuh pada substrat tetes tebu brix 14°, 24° dan 34°;
produksi alkohol tertinggi pada tetes tebu brix 34° dengan lama inkubasi 48 jam;
mampu memfermentasi glukosa, gliserol, kalsium-2-keto-glukonat, arabinosa,
adonitol, galaktosa, inositol, sorbitol, methyl-αD-glukopiranosida, N-asetilglukosamin,
cellobiosa, maltosa, sakarosa, trehalosa, melezitosa, raffinosa dengan
kit API 20C Aux; sedangkan isolat B memiliki kemampuan tumbuh pada suhu
30°C; pH 5; kemampuan tumbuh pada substrat tetes tebu brix 14°, 24° dan 34°;
produksi alkohol tertinggi pada tetes tebu brix 34° dengan lama inkubasi 48 jam;
mampu memfermentasi glukosa, gliserol, kalsium-2-keto-glukonat, arabinosa,
xylosa, adanitol, xylitol, galaktosa, sorbitol, methyl-αD-glukopiranosida, N-acetilglukosamin,
cellobiosa, maltosa, sakarosa, trehalosa, raffinosa dengan kit API
20C Aux. Identifikasi molekuler dilakukan hanya pada isolat A, berdasarkan
produksi alkohol tertinggi dan peningkatan petumbuhan pada subtrat tetes tebu
dibandingkan isolat B. Isolat A adalah Candida parapsilosis ZA012 (100%)
berdasarkan hasil pencarian homologi sekuen dengan program BLAST pada
database NBCI. | en_US |