dc.description.abstract | Kasus gizi buruk pada balita merupakan fenomena gunung es yang dapat
digambarkan dengan keadaan gizi yang ada di masyarakat. Permasalahan gizi
buruk pada anak balita, kekurangan gizi, busung lapar, dan masalah kesehatan
lainnya termasuk kesehatan ibu dan anak dapat dicegah apabila posyandu dapat
diaktifkan kembali melalui lima program kegiatan di posyandu. Penimbangan
balita yang dilakukan secara rutin di posyandu dan dengan adanya penyuluhan
serta pemberian makanan tambahan setiap bulan pada balita selama 3 bulan di
posyandu, maka status gizi anak pada KMS dapat selalu terpantau oleh petugas
kesehatan. Balita BGM adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada
garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Ibu yang aktif berkunjung ke
posyandu setiap bulannya, maka perkembangan dan status gizi anak dapat
dipantau oleh petugas kesehatan melalui KMS balita sehingga dapat menurunkan
angka kejadian kasus balita BGM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di
Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu
dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember
Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 218 ibu yang mempunyai balita usia 1-59 bulan. Teknik
sampling menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi maka didapatkan
sampel dengan jumlah 122 ibu yang mempunyai balita yang berusia 1-59 bulan
yang aktif dalam posyandu dan 96 ibu yang mempunyai balita yang berusia 1-59
bulan yang tidak aktif dalam posyandu. Pengumpulan data dengan melihat buku
KMS balita untuk menentukan keaktifan ibu berkunjung ke posyandu dan
menentukan status gizi balita. Data keaktifan ibu dimasukkan ke dalam lembar
observasi keaktifan ibu untuk menentukan apakah ibu aktif ke posyandu atau tidak
aktif ke posyandu. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square, untuk
mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah
balita BGM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang aktif ke posyandu dengan
status gizi balitanya tidak BGM sebesar 90,16% (110 responden), dan ibu yang
aktif ke posyandu dengan status gizi balita BGM sebesar 9,84% (12 responden),
sedangkan pada ibu yang tidak aktif ke posyandu dengan status gizi balita tidak
BGM sebesar 77,08% (74 responden), dan ibu yang tidak aktif ke posyandu
dengan status gizi balita BGM sebesar 22,92% (22 responden). Berdasarkan
pengolahan data melalui SPSS didapatkan bahwa p value (0,014) < α (0,05) yang
berarti Ho ditolak. Kesimpulannya adalah ada hubungan keaktifan ibu dalam
posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember Kecamatan
Jelbuk Kabupaten Jember.
Keaktifan ibu dalam berkunjung ke posyandu setiap bulannya dapat
menurunkan jumlah balita BGM karena ibu yang aktif ke posyandu memberikan
kontribusi perkembangan status gizi anak yang dapat dipantau oleh tenaga
kesehatan (bidan) dengan bekerja bersama perawat komunitas yang mendeteksi
secara dini dan mencegah terjadinya peningkatan jumlah balita BGM serta kader
posyandu yang memantau status gizi anak melalui buku KMS balita. Ibu yang
tidak aktif ke posyandu disebabkan oleh memiliki kesadaran dan pengetahuan
yang kurang dalam menyerap informasi mengenai pentingnya pemantauan status
gizi anak, sehingga kurang memanfaatkan kegiatan di posyandu yang berdampak
pada kurangnya status gizi anak yang dapat terlihat dari berat badan anak kurang
dari atau sangat kurang normal sesuai dengan umur balita.
Saran penelitian ini adalah ibu diharapkan dapat memanfaatkan sebaikbaiknya
fasilitas pelayanan posyandu setiap bulannya, karena selain mudah dan
murah tanpa biaya dalam mendapat pelayanan kesehatan dasar bagi balitanya, ibu
juga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya secara teratur
setiap bulannya melalui buku KMS balita, sehingga apabila terdapat permasalahan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita dapat segera diatasi dan dibantu
oleh petugas kesehatan secara cepat dan tepat. | en_US |