Show simple item record

dc.contributor.advisorSusilawati, I Dewa Ayu
dc.contributor.advisorRahardyan P, R.
dc.contributor.authorFahmi, Mochammad
dc.date.accessioned2017-08-04T02:18:51Z
dc.date.available2017-08-04T02:18:51Z
dc.date.issued2017-08-04
dc.identifier.nim131610101026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80756
dc.description.abstractKopi merupakan minuman yang dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia. Konsumsi kopi menjadi perdebatan kontroversial terkait khasiatnya terhadap kesehatan. Kopi mengandung berbagai macam senyawa aktif yang mempunyai efek menguntungkan maupun merugikan bagi kesehatan, seperti kahweol, asam klorogenat, dan asam kafeat. Kafein diduga menjadi kandungan kopi yang berhubungan dengan tekanan darah. Efek farmakologis kafein telah terbukti meningkatkan kewaspadaan dan kecemasan , mekanisme tersebut dinamakan “Fight or Flight” respons dan mengaktifkan HPA axis yang dapat memicu produksi adrenalin. Adrenalin adalah hormon alami yang dilepaskan dari medula kelenjar adrenal, senyawa ini membentuk sekitar 80% katekolamin di medula, dan tidak dibentuk di jaringan ekstramedula. Selain itu, peningkatan tekanan darah juga dapat disebabkan oleh penyakit inflamasi. Periodontitis adalah infeksi periodontal akibat invasi bakteri Gram negatif seperti, P. gingivalis, Prevotella intermedia, Prevotella nigrescens, Tannerella forsythia, Treponema denticola, Fusobacterium nucleatum, Aggregatibacter actinomycetemcomitans, dan Campylobacter rectus. Tingkat inflamasi dapat berpengaruh pada tiap tingkatan modulasi HPA axis, sehingga mempengaruhi produksi adrenalin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek konsumsi kopi terhadap kadar adrenalin darah pada kondisi periodontitis. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan obyek penelitian tikus wistar jantan (Rattus novergicus). Parameter penelitian ini adalah kadar adrenalin darah dengan memakai uji ELISA (pg/mL). Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, periodontitis, periodontitis kopi robusta, dan kopi robusta. kelompok kontrol diberi minum, pakan standart, sondase plasebo 0.6 ml/hari selama 28 hari. kelompok periodontitis yang dipapar P. gingivalis 0,05 ml dengan konsentrasi 2x109 CFU/ml pada area sulkus gingiva distobukal gigi molar pertama rahang bawah kiri dengan pengulangan injeksi tiga kali dalam seminggu selama 28 hari dan pemasangan Wire ligature berdiameter 0,5 mm dipasangkan pada gigi molar kiri rahang bawah. kelompok kopi robusta diberii sondase kopi robusta murni sebanyak 0,6 ml/hari (12 gram/100 mL) selama 28 hari. kelompok periodontitis kopi robusta yang dipapar P. gingivalis 0,05 ml dengan konsentrasi 2x109 CFU/ml pada area sulkus gingiva distobukal gigi molar pertama rahang bawah kiri dengan pengulangan injeksi tiga kali dalam seminggu selama 28 hari dan pemasangan Wire ligature berdiameter 0,5 mm dipasangkan pada gigi molar kiri rahang bawah dan seduhan kopi robusta murni sebanyak 0,6 ml/hari (12 gram/100 mL) selama 28 hari. Pada hari ke-29, seluruh sampel dikorbankan dan dilakukan pengambilan darah secara intracardial. Sebelum dilakukan pengukuran menggunakan metode Sandwich ELISA, sampel dilakukan sentrifuge untuk mendapatkan serum darah. Data kadar adrenalin darah didapatkan berupa hasil pembacaaan ELISA reader kemudian data diuji statistik parametrik One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan nilai signifikansi p<0,05. Hasil pengukuran kadar adrenalin darah menunjukkan data homogen dan normal. Hasil uji statistik parametrik menunjukkan bahwa tikus periodontitis yang mengkonsumsi kopi memilik kadar adrenalin darah yang secara signifikan (p<0,05) lebih tinggi dibandingkan tikus periodontitis yang tidak mengkonsumsi kopi. Kesimpulan pada penelitian ini adalah konsumsi kopi tidak meningkatkan kadar adrenalin pada kondisi periodontitis. Akan tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat adanya beberapa limitasi pada penelitian ini, 1) Tikus tidak dipelihara pada kandang individu (1 kandang diisi dengan 3 tikus), sehingga terdapat kemungkinan terjadi perkelaian yang dapat mengakibatkan peningkatan stres tikus yang secara langsung berpengaruh terhadap kadar adrenalin. 2) Derajat periodontitis tidak dilakukan pengukuran.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEfek Konsumsien_US
dc.subjectKopien_US
dc.subjectKadar Adrenalin Darahen_US
dc.subjectPeriodontitisen_US
dc.titleANALISIS EFEK KONSUMSI SEDUHAN KOPI TERHADAP KADAR ADRENALIN DARAH PADA MODEL TIKUS PERIODONTITISen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record